Trump Desak Hamas Terima Tawaran Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Ini Alasannya
Trump desak hamas terima tawaran gencatan senjata 60 hari di gaza, ini alasannya--
BACAKORAN.CO - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan usai menyampaikan seruan langsung kepada kelompok Hamas untuk menerima tawaran gencatan senjata selama 60 hari di Gaza.
Pernyataan ini disampaikannya melalui unggahan resmi di platform media sosial miliknya, Truth Social, menjelang pertemuan penting dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada awal Juli mendatang.
Dalam unggahannya, Trump menekankan bahwa pemerintah Israel telah setuju terhadap syarat-syarat utama dalam kesepakatan gencatan senjata yang telah dinegosiasikan melalui jalur diplomasi intensif.
Kesepakatan tersebut akan berlangsung selama dua bulan penuh, dengan harapan dapat menurunkan ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
BACA JUGA:Trump Minta Restu Xi Jinping Soal TikTok: Nasib Aplikasi China di Ujung Tanduk!
BACA JUGA:Trump Sebut Zohran Mamdani Komunis, Wali Kota Muslim Pertama New York Tanggapi dengan Tegas
“Israel telah menyetujui persyaratan yang diperlukan untuk menuntaskan gencatan senjata 60 hari, dan kami akan bekerja sama dengan semua pihak untuk menghentikan perang,” tulis Trump.
Trump juga menyebut bahwa proses negosiasi ini turut dimediasi oleh perwakilan dari Qatar dan Mesir, dua negara yang dikenal memiliki kedekatan dengan berbagai pihak dalam konflik Palestina-Israel.
Proposal akhir, menurut Trump, telah disampaikan kepada pihak Hamas dan kini tinggal menunggu tanggapan resmi.
“Saya berharap, demi kebaikan Timur Tengah, Hamas menerima kesepakatan ini, karena jika tidak sekarang, maka situasinya hanya akan menjadi lebih buruk,” lanjut Trump dalam pernyataannya.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Iran-Israel: Sekadar Penundaan atau Awal Dialog?
BACA JUGA:Usai Sepakat Gencatan Senjata dengan Iran, Israel Kembali Gempur Gaza?
Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari sebelum pertemuan resmi antara Donald Trump dan Benjamin Netanyahu, yang dijadwalkan berlangsung di Washington DC pada 7 Juli 2025.
Dalam pernyataan sebelumnya, Trump telah mengatakan akan bersikap “sangat tegas” terhadap Netanyahu, menandakan bahwa tekanan dari AS kepada Israel juga menjadi bagian dari strategi untuk mendorong resolusi damai.