Youtuber Neo Japan Ditegur Pejabat Jepang Gegara Ulah Negatif WNI, Indonesia Terancam Blacklist!
Youtuber Neo Japan ditegur pejabat Jepang akibat ulah WNI, dari latihan PSHT hingga perampokan/Kolase Bacakoran.co--Instagram @neojapan_
BACAKORAN.CO - Baru-baru ini, YouTuber asal Indonesia yang menetap di Jepang, Neo Japan dengan nama asli Dian Kusuma mendapatkan teguran langsung dari seorang pejabat pemerintahan Jepang perihal ulah Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di sana.
Teguran tersebut disampaikan melalui sambungan telepon dan terekam dalam sebuah video yang kini ramai diperbincangkan publik.
Dalam percakapan tersebut, pejabat Jepang mengungkapkan keresahan masyarakat atas sejumlah insiden yang dinilai memperburuk citra Indonesia.
Salah satu insiden yang menjadi sorotan adalah kegiatan kelompok silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang menggunakan fasilitas umum seperti jembatan dan taman tanpa izin resmi.
BACA JUGA:Bayern Munchen Incar Winger Jepang Pembobol Gawang Indonesia
BACA JUGA:China atau Jepang Bakal Kerjakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya? Ini Bocoran dari Menhub!
Mereka menggelar latihan terbuka dan membentangkan spanduk yang dinilai mengganggu ketertiban umum.
Neo menanggapi situasi ini dengan prihatin.
Melalui akun Instagram-nya, ia menyampaikan unek-unek terhadap ulah segelintir WNI yang dinilai tidak menghargai aturan dan budaya lokal.

Unggahan Instagram Dian Kusuma (Youtuber Neo Japan)--Instagram @neojapan_
"Buat teman-teman WNI di Jepang, mari kita jaga nama baik bangsa kita. Kita hidup di negeri orang. Jangan bawa kebiasaan buruk dari Indonesia ke sini," tegasnya.
BACA JUGA:LIB Diperkuat Orang Jepang Berpengalaman di J-League 16 Tahun, Garansi Kompetisi Bersih?
Terkait insiden PSHT, KBRI Tokyo menyatakan telah melakukan mediasi.
Kelompok tersebut diketahui telah menyampaikan permintaan maaf dan berkomitmen untuk mematuhi aturan setempat.
Namun, masalah tidak berhenti di sana, kasus perampokan oleh tiga WNI overstayer di Prefektur Ibaraki pada 2 Januari 2025 juga menambah sorotan negatif terhadap Indonesia.
Ketiganya ditangkap akhir Juni dan terbukti merampok serta menganiaya seorang warga Jepang.
BACA JUGA:Serangan Rudal Iran-Israel: Indonesia Bergerak Cepat Selamatkan 93 WNI!
BACA JUGA:Timur Tengah Kian Memanas, Pemerintah Siapkan Untuk Evakuasi WNI, 29 Orang Dipastikan Pulang Besok!
Dalam pernyataannya, pejabat Jepang menyebut bahwa rentetan kejadian buruk ini berpotensi memengaruhi kebijakan diplomatik.
Jika terus berulang, Indonesia bisa masuk daftar hitam.
Dampaknya tidak main-main yaitu dapat mempengaruhi penghentian pengiriman pekerja migran, penolakan mahasiswa, bahkan pelarangan kunjungan wisatawan asal Indonesia ke Jepang.
Neo mengaku dirinya sering menjadi pihak yang dihubungi langsung oleh pemerintah Jepang setiap kali muncul kasus yang melibatkan WNI.
BACA JUGA:Gak Perlu Visa, WNI Libur ke China Makin Gampang! Ini Daftar Syaratnya!
BACA JUGA:Puluhan WNI Terdampak Operasi Imigrasi Ketat di AS, Kemlu RI Bergerak Cepat
“Sebagai influencer yang dikenal membela dan memperkenalkan budaya Indonesia di Jepang, saya malu. Karena saya yang selalu dihubungi saat ada masalah, seolah mewakili kita semua,” keluhnya.
Ia juga memberikan peringatan keras, khususnya kepada WNI yang baru datang ke Jepang.
“Tolong jangan bego. Belajar tata krama, hormati budaya lokal.” Pesan ini viral dan menuai beragam komentar dari netizen Indonesia.
"Pimpinan PSHT siapa sih? Minta tolong anak buahnya diarah kan!"
BACA JUGA:WNI Diminta Waspada: Konjen RI di LA Imbau Hindari Demo Imigran
BACA JUGA:Tragis! 3 WNI Nekat Naik Taksi Gelap ke Mekkah, 1 Orang Tewas di Gurun Pasir
"Di kampung nyusahin di negeri org jg nyusahin beban negara beban internasional."
"Di Indo udah malu-maluin, masa di negeri idaman mau kaya gitu juga."
"Kayanya WNI yg mau kerja di jepang harus di kasih tau etika tatakrama hal yg boleh dan tak boleh dilakukan di jepang, kalo udh kaya gini yg mau kan kita² juga, sedih juga gw denger nya."
"PSHT nih doktrin nya apa sih, kok dmn mereka ada disitu bikin rusuh."
"Miris banget, memalukan saja. Mending pulangkan saja ke indo."