bacakoran.co

Indonesia Siap Negosiasi Ulang Tarif Dagang dengan AS, Ekonom Desak Pendekatan Lebih Cerdas

Indonesia siap negosiasi ulang tarif dagang dengan AS, ekonom desak pendekatan lebih cerdas--

Dengan ancaman tarif resiprokal yang menghantui sejumlah komoditas Indonesia, pemerintah kini berada di persimpangan penting: melanjutkan pola lama atau mengubah strategi.

BACA JUGA:Heboh, 9 Tersangka Baru Ditetapkan dalam Kasus Korupsi Pertamina, Kejagung Ungkap Peran-perannya!

BACA JUGA:Diplomat Muda Tewas di Kamar Kos: TB Hasanuddin Ragukan Bunuh Diri, Desak Polda Metro Jaya Usut Tuntas!

Ekonom mendesak pemerintah agar tak hanya fokus pada negosiasi tarif, tetapi membangun kerja sama dagang yang strategis dan jangka panjang.

Negosiasi dalam tiga minggu ke depan akan menjadi momen krusial yang menentukan arah masa depan hubungan ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat.

Indonesia Siap Negosiasi Ulang Tarif Dagang dengan AS, Ekonom Desak Pendekatan Lebih Cerdas

Melly

Melly


bacakoran.co - pemerintah indonesia kembali membuka ruang dialog dagang dengan amerika serikat (as) usai diberlakukan resiprokal sebesar 32 persen oleh presiden as donald trump.

langkah strategis ini menjadi respons atas tekanan ekonomi yang ditimbulkan dari kebijakan proteksionisme terbaru as terhadap ekspor produk unggulan indonesia.

pertemuan bilateral penting tersebut digelar pada rabu, 9 juli 2025, antara kementerian koordinator bidang perekonomian indonesia dengan perwakilan pemerintah as, yakni u.s. secretary of commerce howard lutnick dan united states trade representative jamieson greer.

menteri koordinator bidang perekonomian, airlangga hartarto, menyebutkan bahwa negosiasi akan difokuskan dalam tiga minggu ke depan untuk mencari solusi yang saling menguntungkan.

“kami ingin menuntaskan perundingan ini secara intensif dan dengan prinsip win-win solution,” ujar airlangga dalam konferensi pers daring, jumat (11/7/2025).

meski pemerintah bersiap melakukan diplomasi, suara kritis datang dari achmad nur hidayat, ekonom dan pakar kebijakan publik universitas pembangunan jakarta.

menurutnya, pola negosiasi indonesia selama ini masih terlalu komoditas-sentris, padahal dunia kini bergerak ke arah strategi berbasis nilai tambah dan teknologi.

“selama ini kita hanya fokus menawarkan karet, tekstil, atau sawit. padahal, negara-negara maju seperti as ingin hal yang lebih strategis,” tegas achmad.

lebih lanjut, ia menyoroti lemahnya koordinasi antar kementerian dalam merumuskan strategi negosiasi.

kementerian perdagangan cenderung fokus pada akses pasar, bkpm pada investasi, dan kemenko hanya berperan sebagai jembatan koordinasi.

hal ini diperparah dengan kosongnya posisi duta besar indonesia di as, yang menjadi celah diplomatik serius.

achmad menyarankan agar indonesia tak lagi mengandalkan negosiasi diskon tarif semata.
sebaliknya, harus mulai mempersiapkan negosiasi berbasis data yang menyeluruh.

“siapkan data mikro industri: ekspor-impor, elastisitas permintaan, potensi substitusi lokal, hingga dampak tarif terhadap pdb dan tenaga kerja,” ujar achmad.

ia juga menyarankan pendekatan paket kesepakatan strategis yang bisa menarik perhatian as, seperti:

  • pembelian produk teknologi as secara terukur,

  • kerja sama di bidang baterai kendaraan listrik (ev battery),

  • pembangunan kawasan industri hijau bersama,

  • relokasi investasi sektor energi terbarukan ke indonesia.

menko airlangga menyatakan bahwa pemerintah juga tengah mendorong kesepakatan tambahan dengan perusahaan-perusahaan as, khususnya di sektor pertanian dan energi.

mou pun telah ditandatangani untuk meningkatkan pembelian produk unggulan as dan memperluas investasi di indonesia.

“kami ingin memperkuat hubungan dagang dan membuka peluang baru yang saling menguntungkan,” kata airlangga.

dengan ancaman tarif resiprokal yang menghantui sejumlah komoditas indonesia, pemerintah kini berada di persimpangan penting: melanjutkan pola lama atau mengubah strategi.

ekonom mendesak pemerintah agar tak hanya fokus pada negosiasi tarif, tetapi membangun kerja sama dagang yang strategis dan jangka panjang.

negosiasi dalam tiga minggu ke depan akan menjadi momen krusial yang menentukan arah masa depan hubungan ekonomi indonesia dan amerika serikat.

Tag
Share