bacakoran.co – media sosial kembali dihebohkan oleh berdurasi 23 detik yang memperlihatkan rombongan orang berpakaian serba putih melakukan ritual di puncak gunung lawu, tepatnya di kawasan hargo dumilah.
aksi ini sontak mengundang spekulasi liar dari netizen, bahkan tak sedikit yang menyebut mereka bagian dari “sekte” misterius.
yang diunggah oleh akun tiktok @adtyaaixxx sudah ditonton lebih dari 3 juta kali, dan mengundang lebih dari 6.000 komentar, sebagian besar bernada penasaran dan curiga.
“ooh inikah yang dibilang sekte ?” tulis salah satu pengguna, dikutip dari harianjogja.com.
akibat hal ini, dan perhutani turun tangan untuk mendapatkan klarifikasi terkait informasi ini, apakah sekte sesat?
menanggapi kegaduhan di dunia maya, pihak berwenang langsung bergerak cepat.
kapolres magetan akbp raden erik bangun prakasa memastikan bahwa lokasi dalam video tersebut benar terjadi di puncak gunung lawu.
ia menyebut bahwa rombongan berjubah putih itu melakukan ritual pada jumat (11/7/2025) dan masuk ke lawu melalui jalur cemoro sewu.
“betul, kita sudah cek video yang viral tersebut. lokasi memang benar di puncak gunung lawu. kita sudah konfirmasi ke pihak pengelola dan perhutani kph lawu,” ujar erik, dikutip dari detiknews, senin (14/7/2025).
sementara itu, mulyadi, selaku asisten perhutani bkph lawu selatan, menjelaskan bahwa kelompok tersebut berasal dari sumber banggi, kabupaten purwodadi.
jumlah pesertanya mencapai sekitar 100 orang dan mereka melakukan ritual rutin yang telah dilakukan selama 14 tahun terakhir setiap bulan .
bukan sekte, bukan aliran sesat
lebih lanjut, mulyadi menegaskan bahwa kelompok tersebut bukan bagian dari aliran sesat.
menurutnya, kegiatan yang dilakukan adalah bentuk ziarah ke sunan gunung lawu dan termasuk dalam ajaran nahdlatul ulama (nu).
“mereka dari kelompok nahdlatul ulama. kegiatan ini mereka lakukan setiap tahun di puncak gunung lawu dengan maksud ziarah, untuk menghormati sunan gunung lawu,” ujarnya seperti dikutip dari kompas.com.
menurut keterangan perwakilan kelompok, bacaan-bacaan yang diucapkan merupakan tawasul dan tidak keluar dari ajaran islam.
ritual tersebut dilakukan menjelang salat jumat, dengan peserta yang mengenakan pakaian putih seperti jubah, sorban, dan mukena.
“mereka naik hari kamis pagi, kemudian berkemah di atas. hari jumat menjelang salat jumat mereka melakukan acara itu. pakaian putih tidak dikenakan dari bawah,” imbuh mulyadi, mempertegas bahwa tidak ada unsur mencurigakan dari penampilan mereka.
netizen heboh, pendaki bingung
meski sudah dikonfirmasi bukan kegiatan sesat, momen rombongan berpakaian putih ini tetap menjadi perhatian luas.
banyak pendaki yang merasa terheran-heran, sebagian memilih diam dan mengamati, sementara yang lain tak tahan untuk membagikan momen tersebut ke media sosial.
“saya pikir semacam komunitas spiritual, ternyata bagian dari kegiatan ziarah,” ujar salah satu pendaki yang merekam video itu.
kepala bpbd karanganyar, hendro prayitno, juga membenarkan lokasi kejadian.
namun, hingga senin sore, pihaknya masih menelusuri asal-usul dan struktur kelompok tersebut secara lebih detail, seperti dikutip dari harianjogja.com.
fenomena viral ini sekali lagi menunjukkan betapa cepatnya asumsi publik terbentuk dari visual yang viral tanpa informasi utuh.
untungnya, polisi, bpbd, dan perhutani sigap memberikan klarifikasi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman lebih jauh.
aktivitas rombongan berjubah putih di puncak lawu ternyata bukan hal baru, melainkan tradisi ziarah tahunan oleh kelompok nahdliyin, dan sudah berjalan lebih dari satu dekade.
“kegiatan ini rutin dilakukan setelah tanggal 11 suro, dan tujuannya adalah untuk menghormati leluhur, bukan praktik menyimpang,” tegas mulyadi, dikutip dari jpnn.com.
kini publik pun diharapkan lebih bijak dalam menyerap informasi, apalagi yang berkaitan dengan aktivitas keagamaan yang memang beragam di indonesia. jangan buru-buru ngecap “sesat”, kalau belum paham betul konteksnya.