Viral! Gegara Gagal Top-Up Saldo, Seorang Pria Aniaya Pedagang Warung Lalapan di Nusa Lembongan

Pria ngamuk dan aniaya dua pedagang warung lalapan di Nusa Lembongan usai gagal isi saldo Dana/Kolase Backoran.co--Instagram @medsoszone
BACAKORAN.CO - Ketenangan dini hari di Nusa Lembongan, Bali, mendadak terusik oleh aksi kekerasan yang dilakukan seorang pria terhadap dua pedagang warung lalapan.
Kejadian ini terekam dalam video viral yang diunggah akun Instagram @medsoszone dan mengundang kemarahan publik.
Ironisnya, insiden tersebut bermula dari urusan sepele, yaitu permintaan isi saldo Dana yang ditolak oleh pedagang karena tidak dapat dilakukan.
Menurut keterangan sumber, pelaku awalnya datang ke sebuah warung lalapan yang berada tak jauh dari Jembatan Kuning, Nusa Lembongan, pada Minggu (20/7/2025) sekitar pukul 01.00 Wita.
Ia berniat melakukan top-up saldo Dana, namun permintaan tersebut ditolak karena warung tidak memiliki saldo yang cukup. Pedagang kemudian mengarahkan pelaku ke tempat lain.
Bukannya tenang, pelaku justru emosi karena di tempat yang kedua pun saldo top-up tak tersedia.
Ia kembali ke warung lalapan dengan amarah yang meledak-ledak, menyerang dua orang yang berada di lokasi, yakni Hendra Setiawan (22), seorang karyawan, dan pemilik warung, Moh Khabibullah (25).
Tanpa basa-basi, pelaku langsung menampar wajah Hendra, mencekik, dan memukulinya secara brutal.
BACA JUGA:Biadab! Pria di Purwakarta Kirim Video Aniaya Anak untuk Ancam Istri Agar Segera Pulang
BACA JUGA:Solid! Driver ShopeeFood Dianiaya Customer di Sleman, Ratusan Driver Ojol Auto Serbu Rumah Pelaku
Moh yang mencoba melerai justru menjadi korban berikutnya ia dijambak dan kepalanya dibenturkan ke meja oleh pelaku.
Tak berhenti di situ, pelaku juga memecahkan botol kaca ke arah rombong warung sebelum akhirnya melarikan diri.
Mendapat laporan atas tindakan kekerasan tersebut, jajaran Unit Reskrim Polsek Nusa Penida yang dipimpin PS. Kanit Reskrim Iptu I Putu Feri Seputra, S.H., M.H., langsung bergerak ke lokasi.
Tim penyidik mengumpulkan barang bukti dan memeriksa saksi-saksi di TKP.
BACA JUGA:Polisi Tangkap Pelaku Penganiayaan Kurir Paket JNT di Pamekasan, Ternyata Seorang ASN?
BACA JUGA:Biadab! Guru Ngaji di Tebet Cabuli 10 Santri dengan Modus Ajarkan Hadas, Korban Diancam dan Dianiaya
Identitas pelaku terungkap, seorang pria berinisial IPEM (36), warga Banjar Pegadungan, Desa Lembongan.
Tak butuh waktu lama, pelaku berhasil ditangkap di rumahnya dan digelandang ke Polsek Nusa Penida untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Kapolsek Nusa Penida, AKP I Ketut Kesuma Jaya, S.H., menegaskan komitmennya untuk memproses pelaku sesuai hukum.
“Kami tidak mentolerir segala bentuk kekerasan. Pelaku sudah kami amankan dan akan diproses sesuai hukum yang berlaku.”
BACA JUGA:Viral Video Anak Aniaya Ibu Kandung di Bekasi: DPR Desak Polisi Lebih Proaktif Cegah KDRT!
BACA JUGA:Tragedi di Karimun! Bocah 2 Tahun Meninggal Akibat Penganiayaan, Polisi Usut Kasusnya
Langkah cepat ini membuktikan kesigapan aparat dalam menjaga keamanan dan keadilan di wilayah Nusa Penida.
Kasus ini sontak menuai berbagai reaksi keras dari netizen. Banyak yang menganggap pelaku bertindak terlalu jauh hanya karena urusan saldo top-up.
Komentar publik menunjukkan betapa tindakan pelaku dianggap tidak rasional dan membahayakan.
Tak sedikit pula yang mendukung proses hukum tanpa opsi damai atau negosiasi.
BACA JUGA:Tukang Kopi di Cianjur Diduga Korban Aniaya Polisi & Ngadu ke Dedi Mulyadi, Ternyata Salah Tangkap?
BACA JUGA:Viral! Mahasiswa Unila Tewas Diduga Dianiaya Senior Saat Diksar Mapala dan Dipaksa Minum Spritus
“Waduh.. sudah kelewatan nih bang jago... komandan jemput segera.”
“Ditunggu video penangkapannya min.”
“Jangan kasih lolos, pokoknya PROSES DIA!”
“Jangan mau damai kalau ketangkap polisi.”
“Gara-gara saldo, harus masuk penjara.”
“Udah jangan ada kata damai-damai, klarifikasinya. Penjarakan saja SDM ginian.”
Insiden penganiayaan karena permintaan isi saldo yang ditolak menjadi pengingat bahwa kekerasan bukan solusi atas ketidakpuasan, apalagi dalam situasi yang tak seharusnya menimbulkan konflik.
Langkah cepat aparat serta viralnya video insiden ini menunjukkan pentingnya pelaporan dan penegakan hukum yang adil.