bacakoran.co

Kacau! Perang Thailand-Kamboja Makin Panas, 33 Orang Tewas

Perang Thailand-Kamboja Justru Makin Panas, 33 Orang Tewas!--CNBC Indonesia

Mereka mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman, namun kondisi para pengungsi masih sangat memprihatinkan, minim akses terhadap air bersih, makanan, dan bantuan medis.

‎Langkah Diplomatik di Tengah Ancaman

BACA JUGA:Hadir di Acara Reuni UGM, Teman Seperjuangan Bela Jokowi Terkait Tudingan Ijazah Palsu: Pasti Asli!

BACA JUGA:Nyesek! Ibu Lansia Dianiaya Anak di Probolinggo, Diseret Tanpa Baju dan Dibuang ke Jalan

‎Di tengah eskalasi militer, tekanan internasional mulai berdatangan.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, turun tangan dengan melakukan panggilan diplomatik kepada kedua pihak pada Sabtu (26/7/2025).

Dalam pembicaraan tersebut, Trump memberikan ultimatum tegas, jika Thailand dan Kamboja tidak segera menghentikan perang, maka negosiasi mengenai tarif impor dengan Washington akan dibekukan.

‎Ancaman tersebut tidak main-main, karena seperti negara lainnya, barang-barang ekspor dari Thailand dan Kamboja saat ini dikenai tarif tinggi oleh Amerika Serikat, yakni mencapai 36%.

BACA JUGA:Viral! Polisi Grebek Kios di Pondok Ranggon usai Diduga Jual Obat-obatan Terlarang

BACA JUGA:Khitanan Massal TNI AU di Maros! 150 Anak Sambut Momen Bersejarah dengan Senyum

Ancaman pembekuan negosiasi dagang jelas menjadi tekanan ekonomi yang serius, terutama bagi kedua negara yang sedang berupaya memulihkan diri dari dampak pandemi dan krisis global sebelumnya.

‎Walau pertempuran masih berlanjut dan belum ada tanda-tanda penurunan intensitas di garis depan, pernyataan resmi dari pemerintah Thailand dan Kamboja menunjukkan bahwa mereka bersedia untuk membuka jalur diplomasi.

Para analis menilai bahwa intervensi diplomatik dari negara-negara besar dan organisasi internasional bisa menjadi kunci untuk meredakan konflik dan mencegah korban jiwa lebih lanjut.

‎Kini, mata dunia tertuju ke kawasan Asia Tenggara, menanti apakah kedua negara bisa mengesampingkan ego nasional demi stabilitas regional dan keselamatan rakyat mereka.

BACA JUGA:Terungkap Alasan Cerai Konten Kreator Ruce alias Mama Ebra Gugat Cerai Suaminya: Diduga KDRT dan Selingkuh?

Kacau! Perang Thailand-Kamboja Makin Panas, 33 Orang Tewas

Ayu

Ayu


‎bacakoran.co - ketegangan antara dua negara bertetangga di asia tenggara, thailand dan kamboja, mencapai puncaknya dengan pecahnya perang yang kini memasuki hari keempat. 

‎pada minggu (27/7/2025), dentuman artileri kembali mengguncang kota samraong di kamboja, sebuah wilayah yang terletak sekitar 20 kilometer dari garis depan pertempuran. 

‎suara ledakan bersahutan terdengar sejak dini hari dan menciptakan suasana mencekam bagi warga setempat yang kini hidup dalam ketidakpastian.

‎menurut laporan dari kantor berita afp, juru bicara kementerian pertahanan kamboja, maly socheata, mengonfirmasi bahwa bentrokan sengit terjadi di sekitar dua kompleks candi kuno yang selama ini menjadi wilayah sengketa antara kedua negara. 

‎pertempuran dilaporkan dimulai sekitar pukul 04.50 pagi, sementara menurut keterangan wakil juru bicara angkatan darat thailand, ritcha suksuwanon, serangan artileri dari pihak kamboja sudah terdengar sejak pukul 04.00 pagi, menandakan bahwa tensi memuncak sejak subuh.

‎akar masalah sengketa wilayah yang membara

‎perang ini bermula pada kamis (24/7/2025), ketika pasukan dari kedua negara terlibat baku tembak di kawasan perbatasan.

konflik tersebut bukan hal baru, melainkan kelanjutan dari sengketa historis yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, terutama terkait klaim atas wilayah candi yang memiliki nilai sejarah dan simbolisme kuat bagi masing-masing bangsa.

‎situasi terus memburuk sejak insiden pertama, dan menurut sumber resmi dari kedua belah pihak, setidaknya 33 orang telah dikonfirmasi meninggal dunia akibat bentrokan ini.

sementara itu, sekitar 200 warga dari wilayah yang berada di sekitar zona konflik terpaksa meninggalkan rumah mereka demi mencari perlindungan.

mereka mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman, namun kondisi para pengungsi masih sangat memprihatinkan, minim akses terhadap air bersih, makanan, dan bantuan medis.

‎langkah diplomatik di tengah ancaman

‎di tengah eskalasi militer, tekanan internasional mulai berdatangan.

presiden amerika serikat, donald trump, turun tangan dengan melakukan panggilan diplomatik kepada kedua pihak pada sabtu (26/7/2025).

dalam pembicaraan tersebut, trump memberikan ultimatum tegas, jika thailand dan kamboja tidak segera menghentikan perang, maka negosiasi mengenai tarif impor dengan washington akan dibekukan.

‎ancaman tersebut tidak main-main, karena seperti negara lainnya, barang-barang ekspor dari thailand dan kamboja saat ini dikenai tarif tinggi oleh amerika serikat, yakni mencapai 36%.

ancaman pembekuan negosiasi dagang jelas menjadi tekanan ekonomi yang serius, terutama bagi kedua negara yang sedang berupaya memulihkan diri dari dampak pandemi dan krisis global sebelumnya.

‎walau pertempuran masih berlanjut dan belum ada tanda-tanda penurunan intensitas di garis depan, pernyataan resmi dari pemerintah thailand dan kamboja menunjukkan bahwa mereka bersedia untuk membuka jalur diplomasi.

para analis menilai bahwa intervensi diplomatik dari negara-negara besar dan organisasi internasional bisa menjadi kunci untuk meredakan konflik dan mencegah korban jiwa lebih lanjut.

‎kini, mata dunia tertuju ke kawasan asia tenggara, menanti apakah kedua negara bisa mengesampingkan ego nasional demi stabilitas regional dan keselamatan rakyat mereka.

konflik ini bukan hanya soal batas tanah, melainkan cerminan dari betapa kompleksnya sejarah dan politik yang bisa memicu tragedi kemanusiaan, jika tidak dikelola dengan bijak. 

Tag
Share