Harga Biji Kopi di Empat Lawang 'Makin Pahit', Petani Menjerit
Petani kopi di Kabupaten Empat Lawang mengeluh karena harga biji kopi turun. (foto : hendro/sumeks)--
BACAKORAN.CO -- Harga biji kopi hasil panen petani di Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan 'makin pahit' alias terus menurun.
Jika sebelumnya harga kopi sempat menyentuh Rp70.000 per kilogram, kini harga anjlok drastis hingga hanya Rp45.000 per kilogram.
Hal ini membuat petani kopi 'menjerit' karena harga tersebut tidak seimbang dengan biaya yang harus dikeluakan saat panen.
Sejumlah penatani yang berhasil dikonfirmasi menjelaskan penurunan harga biji kopi ini berlangsung bertahap satu bulan lalu.
BACA JUGA:Pecah Rekor! Harga Kopi Tembus Rp 60 Ribu/Kg, Benarkah Berkah Petani? Eksportir Gigit Jari...
BACA JUGA:Mantab Jiwa, Harga Kopi Naik Tinggi, Petani Sumringah
Dari puncak Rp70.000, harga kopi terus merosot ke Rp65.000, lalu Rp60.000, Rp55.000, bahkan sempat menyentuh angka terendah Rp44.000 per kilogram sebelum sedikit naik ke Rp45.000. Namun, nominal tersebut masih jauh dari harapan para petani.
“Hari ini sebenarnya naik sedikit, karena kemarin sempat turun ke Rp44 ribu per kilogram. Tapi tetap saja, ini masih terlalu rendah bagi kami petani,” jelas Yansah, seorang petani kopi dari Kecamatan Ulu Musi.
Menurut Yansah, anjloknya harga mulai terasa menjelang perayaan Idul Adha, bertepatan dengan libur sekolah dan momen panen raya biji kopi.
“Biasanya menjelang Idul Adha memang harga mulai fluktuatif. Tapi kali ini jatuhnya cukup dalam. Banyak petani yang panen bersamaan, jadi suplai berlimpah, mungkin itu yang bikin harga turun,” katanya.
BACA JUGA:Merapat Anker! Kode Promo Gojek Diskon OTW Stasiun GoCar dan GoRide Rp5 Ribu
BACA JUGA:Gatot Subroto Gempar! Pajero Terbalik Usai Tabrak Separator, 2 Pemotor Luka-Luka
Petani kopi lainnya Apip, asal Kecamatan Muara Pinang, juga mengungkapkan kekecewaannya. Ia mengaku sempat menikmati harga tinggi saat menjual hasil panen awal.
“Saya sempat jual di harga Rp71 ribu per kilo waktu buah kopi baru mengeras dan belum banyak yang panen. Tapi sekarang, begitu banyak yang mulai petik, langsung harganya nyungsep,”jelasnya.