bacakoran.co - kebijakan kontroversial menghapus kategori dan medium tengah digodok pemerintah.
jika rencana ini gol, siap-siap harga beras di pasaran bisa ikut melejit.
kepala badan pangan nasional () arief prasetyo adi mengungkap, pembahasan sudah dilakukan di level kementerian dan lembaga terkait.
namun, keputusan final masih menunggu lampu hijau dari presiden prabowo subianto.
“beras itu sensitif. kebijakannya harus seimbang antara hulu dan hilir,” tegas arief.
beras jadi satu jenis kategori
jika penghapusan kategori disetujui, hanya akan ada satu jenis beras konsumsi umum plus kategori tambahan seperti beras organik, beras kesehatan, atau beras berindeks geografis.
arief menegaskan, perubahan ini harus dibarengi penyesuaian harga gabah di tingkat petani.
contohnya, harga gabah yang sebelumnya rp6.000 per kg kini sudah tembus rp6.500 per kg,
ini akan memengaruhi harga jual beras ke konsumen.
bukan arahan presiden, tapi usulan kementerian
arief mengklarifikasi, ide penghapusan kategori ini bukan perintah langsung dari presiden, melainkan salah satu dari empat skenario yang diusulkan kementerian/lembaga kepada menko pangan, zulkifli hasan (zulhas).
harga beras bisa berbeda di tiap daerah
meski klasifikasi mutu dihapus, pembagian zonasi harga akan tetap dipertahankan untuk menyesuaikan ongkos distribusi ke daerah yang tidak memproduksi padi.
aturan lama bakal direvisi total
kebijakan ini masuk dalam revisi peraturan bapanas nomor 2 tahun 2023.
perubahan besar ini akan menyentuh banyak aspek:
penyederhanaan parameter mutu (misal kadar air dan derajat sosoh)
penyesuaian harga eceran tertinggi (het)
aturan label kemasan yang lebih ringkas
proses revisi melibatkan kementerian pangan, kementerian pertanian, bulog, bsn, kementerian perdagangan, brin, hingga asosiasi pelaku usaha beras.
targetnya, aturan baru berlaku dalam waktu dekat demi menjaga stabilitas pangan nasional.