bacakoran.co - kasus memilukan kembali terjadi di kabupaten sukabumi, jawa barat.
seorang balita bernama raya (4), warga desa cianaga, kecamatan kabandungan, meninggal dunia dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing.
peristiwa ini memicu perhatian publik hingga pejabat tinggi daerah dan pusat, mulai dari , anggota , hingga aktivis kemanusiaan.
video kondisi raya yang di media sosial memperlihatkan tubuh mungilnya dipenuhi cacing, bahkan disebut masih terdapat telur dan larva yang bersarang di dalam tubuh.
bocah malang tersebut akhirnya meninggal pada 22 juli 2025.
fakta ini sontak mengguncang nurani masyarakat, sekaligus menimbulkan pertanyaan besar: di mana peran negara dalam melindungi warganya?
gubernur dedi mulyadi: puskesmas lalai, harus diaudit
gubernur jawa barat, dedi mulyadi, menegaskan akan melakukan audit terhadap kinerja puskesmas di desa cianaga beserta tenaga kesehatan yang ada di dalamnya.
ia menilai kasus raya menunjukkan adanya kelalaian dan abainya pelayanan dasar kesehatan di tingkat desa.
“saya minta deh, kepala dinas kesehatan provinsi coba berkoordinasi dengan kepala dinas kabupaten untuk mengevaluasi keberadaan kepala puskesmas dan keberadaan bidan desanya tidak berjalan,” ujar dedi di gedung pakuan, bandung, dikutip dari kompas.com, rabu (20/8/2025).
menurut dedi, fungsi posyandu dan bidan desa seharusnya aktif mendeteksi kondisi anak-anak balita.
“berarti kan fungsi bidan desanya tidak berjalan. nah kan setiap bulan anak-anak balita harus ditimbang. kan harus ada data di posyandu, ada kartu bayinya,” tegasnya.
dedi juga menyoroti lambannya respons pemerintah daerah dalam menangani kasus ini.
ia menyebut, justru lembaga sosial rumah teduh yang lebih cepat turun tangan.
“masa negara kalah kecepatannya sama yayasan,” ucapnya geram.
dpr ri: negara lalai, komunitas sosial melemah
anggota komisi viii dpr ri, hidayat nur wahid (hnw), juga menyuarakan keprihatinannya.
ia menilai kasus ini bukan hanya persoalan medis, tetapi juga mencerminkan melemahnya nilai sosial dan solidaritas di tingkat masyarakat.
“kalau saya pribadi, saya sampaikan sangat-sangat terenyuh, sangat prihatin dengan terjadinya kasus ini. apalagi indonesia kita ini sering dikenal—apalagi di daerah ya—dikenal dengan komunitas yang guyub rukun, hubungan sosialnya sangat bagus. kok bisa kejadian ini?” kata hnw di kompleks parlemen, senayan, dikutip dari sinpo.id.
ia juga menyoroti kondisi keluarga korban.
sang ibu diketahui merupakan orang dengan gangguan jiwa (odgj).
menurut hnw, hal tersebut seharusnya menjadi perhatian lingkungan sekitar.
hnw menyebut peristiwa ini sebagai tamparan keras bagi pemerintah daerah, lurah, rt, rw, hingga puskesmas.
ia mendesak perbaikan di akar rumput agar tragedi serupa tidak terulang.
“harus segera ada perbaikan-perbaikannya, yaitu menghidupkan kembali kekerabatan di tingkat akar rumput,” ucapnya.
aktivis kemanusiaan ikut soroti
kasus raya juga mendapat perhatian dari aktivis kemanusiaan.
iin achsien, founder rumah teduh sekaligus peaceful land, menyebut pihaknya turun langsung membantu penanganan sebelum balita itu meninggal.
menurut kompas.tv, kepala dinas kesehatan provinsi jawa barat, vini adiani, juga turut angkat bicara.
ia menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi menyeluruh terkait pelayanan kesehatan di sukabumi, termasuk memastikan tidak ada lagi pembiaran kasus serupa.
“informasi yang kami dapat, anak ini sudah lama mengalami pertumbuhan yang lambat. harusnya ada intervensi kesehatan sejak dini,” ujar vini.
kepala desa cianaga, wardi sutandi, membenarkan raya adalah warganya.
ia menyebut orang tua korban bernama udin (32) dan endah (38), yang tinggal di kampung padangenyang.
“raya meninggal dunia pada 22 juli 2025,” katanya, dikutip dari kompas.com.
kasus meninggalnya balita dengan tubuh dipenuhi cacing ini menimbulkan pertanyaan besar soal efektivitas layanan kesehatan dasar di tingkat desa.
pemerintah daerah dan pusat kini dituntut hadir, tidak hanya dengan audit birokrasi, tetapi juga langkah konkret yang menyentuh masyarakat langsung.
hnw menegaskan, negara harus benar-benar hadir.
“itu adalah perintah konstitusi, melindungi segenap bangsa indonesia. jangan sampai kejadian ini terulang,” katanya.