bacakoran.co

Kisah Pilu Orang Tua Korban Mutilasi 65 Bagian di Mojokerto, Ternyata Penjual Sempol Demi Kuliahkan Anak

Orang tua Tiara jualan sempol demi kuliahkan anak, kini berduka setelah putrinya dimutilasi pacar./Kolase Bacakoran.co--Instagram @feedgramindo

"Gua lebih kasian sama orang tua nya kecewa, sedih ,sakit hati."

Kini, sang ibu mengurung diri dalam duka, sementara sang ayah masih bergelut dengan kesedihan yang mendalam. 

Gerobak sempol yang dulu menjadi harapan kini menjadi simbol kehilangan. 

Kisah pilu ini menjadi pengingat bahwa di balik perjuangan orang tua, ada harapan besar yang kadang tak sejalan dengan kenyataan pahit.

Kisah Pilu Orang Tua Korban Mutilasi 65 Bagian di Mojokerto, Ternyata Penjual Sempol Demi Kuliahkan Anak

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - di balik tragedi memilukan yang menimpa tas korban di , tersimpan kisah perjuangan orang tua yang luar biasa. 

setiawan darmadi dan istrinya bukanlah pasangan yang bergelimang harta. 

mereka adalah pedagang kaki lima di lamongan, jawa timur, yang sehari-hari menjajakan keliling kampung dan sesekali mangkal di depan masjid agung lamongan. 

gerobak sempol mereka bukan sekadar alat berdagang, tapi simbol harapan dan pengorbanan demi masa depan anak-anaknya.

sebelum berjualan sempol, keluarga ini sempat mencoba peruntungan dengan menjual es tebu. 

namun karena hasilnya tak menentu dan bergantung musim, mereka beralih ke sempol yang lebih stabil secara ekonomi. 

sempol bisa dijual murah, namun tetap memberi keuntungan per tusuk. 

cocok untuk lokasi strategis seperti masjid, sekolah, atau pasar.

receh demi receh mereka kumpulkan, hingga akhirnya mampu menyekolahkan tas sampai lulus dari program studi manajemen universitas trunojoyo madura, sebuah perguruan tinggi negeri di pulau madura. 

adik tas, yang masih duduk di bangku kelas 11 sma, juga dibiayai dari hasil jualan tersebut.

namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama. 

gerobak sempol yang dulu menjadi saksi perjuangan kini terparkir. 

sang ibu mengurung diri dalam duka, sementara sang ayah masih bergelut dengan kesedihan yang belum selesai. 

mereka memutuskan rehat dari aktivitas berdagang, tak sanggup melanjutkan rutinitas setelah kehilangan anak sulungnya secara tragis.

tas, yang telah lulus kuliah dan memutuskan tinggal di surabaya, jarang berkomunikasi dengan keluarganya. 

menurut ketua rt setempat, sukirno, tas sudah lama tak pulang ke lamongan. 

“beberapa bulan ini ia tidak pernah tahu tas pulang. informasinya di surabaya,” ujarnya.

tragedi itu terjadi pada selasa, 2 september 2025. 

tas ditemukan telah dimutilasi menjadi 65 bagian oleh kekasihnya, alvi maulana (24), di kos mereka di kawasan lidah wetan, kecamatan lakarsantri, kota surabaya. 

hubungan mereka sudah terjalin sejak masa kuliah di universitas trunojoyo dan sejak april 2025 tinggal bersama di kos tersebut. 

kepada pemilik kos, alvi mengaku tas adalah istri sirinya, meski tak pernah menunjukkan bukti resmi.

kematian tas terungkap saat seorang warga menemukan potongan kaki manusia di jurang tepi jalan raya pacet-cangar, mojokerto, pada sabtu, 6 september. 

polisi kemudian menangkap alvi di kosnya pada minggu dini hari.

menurut kasat reskrim polres mojokerto, akp fauzy pratama, pembunuhan terjadi saat alvi menusuk leher tiara dari belakang dengan pisau dapur. 

“menusuk di leher sebelah kanan, satu kali tusuk lukanya cukup dalam, sampai korban kehabisan darah,” jelasnya.

setelah korban meninggal, alvi menyeret tubuh tas ke kamar mandi dan melakukan mutilasi. 

potongan tubuh dimasukkan ke dalam tas merah dan kantong plastik, lalu dibuang ke jurang pacet. 

beberapa bagian tubuh lainnya disimpan di kamar kos, termasuk di atas dinding kamar mandi dan di balik lemari.

motif pembunuhan diduga karena dendam yang telah lama terpendam. 

polisi masih mendalami pemicu utama tindakan sadis tersebut. 

“tentu ada pemicunya, pelaku masih terus kita dalami,” ujar fauzy.

kisah ini mengguncang publik. 

netizen membanjiri unggahan akun instagram @feedgramindo yang memposting ulang unggahan berita ini dengan komentar penuh empati dan kemarahan.

"saya pedagang juga tapi saya merasakan apa yg dirasakan orang tua ketika bersungguh sungguh demi masa depan anak nya, malah berujung maut."

"ortu ga kaya, kosnya tipe mahal, pacar kerja serabutan, hp mahal, baru lulus tuntutan ekonomi tinggi."

"sedih liat beritanya. bgtu tau satu runah sama pacaranya 5th nan. maaf dek kamu ga menghargai ortumu. inilah akibatnya kamu telah nerusaj kepercayaan ortumu yg mengais receh demi kamu sekolah. tetep di doakan. semoga allah mengampuni mu."

"gua lebih kasian sama orang tua nya kecewa, sedih ,sakit hati."

kini, sang ibu mengurung diri dalam duka, sementara sang ayah masih bergelut dengan kesedihan yang mendalam. 

gerobak sempol yang dulu menjadi harapan kini menjadi simbol kehilangan. 

kisah pilu ini menjadi pengingat bahwa di balik perjuangan orang tua, ada harapan besar yang kadang tak sejalan dengan kenyataan pahit.

Tag
Share