bacakoran.co

Program MBG di SDN Barkot Pamekasan Disorot Usai Temuan Ulat di Daun Selada, Kepala Sekolah Buka Suara!

Program MBG di SDN Barkot Pamekasan Disorot Usai Temuan Ulat di Daun Selada--Kompas Megapolitan

Menu MBG yang dibagikan kepada siswa pada hari kejadian terdiri dari roti tawar dengan keju slice, ayam katsu dengan saus, sayuran segar berupa selada dan timun, buah anggur, serta susu UHT.

Taufiq menyatakan bahwa setelah insiden tersebut diketahui, pihak sekolah langsung melakukan pengecekan menyeluruh ke seluruh kelas.

BACA JUGA:Sopir Mengantuk, Truk Angkutan Pasir Tabrak Pagar Masjid

BACA JUGA:Banjir Bandang OKU Selatan, Hujan Sepanjang Malam Warga Tidur Lelap Sungai Besar Meluap, 3 Warga Tewas

Mereka memastikan bahwa tidak ada paket makanan lain yang mengalami masalah serupa.

“Kami sudah tanyakan ke semua siswa dan guru kelas. Semuanya aman, hanya satu anak saja yang menemukan,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa selama program MBG berjalan di sekolahnya, belum pernah ada keluhan serius terkait keamanan pangan.

“Setiap menu selalu kami periksa sebelum dibagikan,” tegas Taufiq.

BACA JUGA:Kementan Gelar Gerakan Pangan Murah di 828 Titik di Jawa Timur

BACA JUGA:Kasus Korupsi DJKA, Bupati Sudewo Dicecar Pertanyaan dari KPK Soal Fee Proyek!

Meski insiden ini terbilang kecil dan tidak menimbulkan dampak kesehatan serius, sorotan terhadap program MBG tetap menguat.

Banyak pihak menilai bahwa kejadian seperti ini seharusnya menjadi alarm bagi penyelenggara program untuk meningkatkan pengawasan, terutama dalam pemilihan dan pengolahan bahan makanan segar.

Ulat dalam makanan, meski bukan ancaman besar, tetap menjadi simbol dari kelalaian yang bisa merusak kepercayaan publik terhadap program yang sejatinya bertujuan mulia: memberikan asupan bergizi kepada anak-anak sekolah.

Di tengah meningkatnya kasus keracunan MBG di berbagai daerah, termasuk Cipongkor, Bogor, dan Cianjur, insiden di Pamekasan ini menambah daftar panjang tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah dan penyedia layanan gizi.

BACA JUGA:Siapa ‘Juru Simpan’ Uang Haram Kuota Haji? KPK Masih Tutup Mulut!

Program MBG di SDN Barkot Pamekasan Disorot Usai Temuan Ulat di Daun Selada, Kepala Sekolah Buka Suara!

Ayu

Ayu


bacakoran.co - program makan bergizi gratis (mbg) yang digulirkan di kabupaten pamekasan, madura, kembali menjadi sorotan publik setelah muncul laporan mengejutkan dari salah satu sekolah dasar penerima manfaat.

seorang siswa dari sdn barurambat kota (barkot) 1 dilaporkan menemukan seekor ulat hidup di dalam paket makanan yang diterimanya pada selasa, 23 september 2025.

temuan ini sontak memicu kekhawatiran para orang tua dan memunculkan pertanyaan besar tentang standar kebersihan serta pengawasan dalam pelaksanaan program mbg di daerah tersebut.

menurut informasi yang dihimpun, ulat tersebut diduga berasal dari daun selada segar yang menjadi bagian dari menu mbg hari itu.

insiden ini pertama kali terungkap setelah wali murid melaporkan kejadian tersebut kepada pihak sekolah.

menanggapi laporan tersebut, kepala sdn barurambat kota 1, m taufiq hidayah, langsung melakukan klarifikasi dan investigasi internal.

ia memastikan bahwa kasus ini hanya menimpa satu siswa dari total 573 penerima paket makanan mbg pada hari itu.

“ulat itu kemungkinan berasal dari daun selada. dari ratusan paket makanan, hanya satu yang ditemukan bermasalah. menu lain seperti roti, ayam katsu, dan susu aman dikonsumsi,” ujar taufiq saat dikonfirmasi oleh media.

ia menegaskan bahwa pihak sekolah telah melakukan pengecekan higienitas sebelum makanan dibagikan kepada para siswa.

namun, karena bahan makanan yang digunakan adalah sayuran segar, kemungkinan adanya kontaminasi alami seperti serangga kecil memang tidak bisa sepenuhnya dihindari.

menu mbg yang dibagikan kepada siswa pada hari kejadian terdiri dari roti tawar dengan keju slice, ayam katsu dengan saus, sayuran segar berupa selada dan timun, buah anggur, serta susu uht.

taufiq menyatakan bahwa setelah insiden tersebut diketahui, pihak sekolah langsung melakukan pengecekan menyeluruh ke seluruh kelas.

mereka memastikan bahwa tidak ada paket makanan lain yang mengalami masalah serupa.

“kami sudah tanyakan ke semua siswa dan guru kelas. semuanya aman, hanya satu anak saja yang menemukan,” jelasnya.

ia juga menambahkan bahwa selama program mbg berjalan di sekolahnya, belum pernah ada keluhan serius terkait keamanan pangan.

“setiap menu selalu kami periksa sebelum dibagikan,” tegas taufiq.

meski insiden ini terbilang kecil dan tidak menimbulkan dampak kesehatan serius, sorotan terhadap program mbg tetap menguat.

banyak pihak menilai bahwa kejadian seperti ini seharusnya menjadi alarm bagi penyelenggara program untuk meningkatkan pengawasan, terutama dalam pemilihan dan pengolahan bahan makanan segar.

ulat dalam makanan, meski bukan ancaman besar, tetap menjadi simbol dari kelalaian yang bisa merusak kepercayaan publik terhadap program yang sejatinya bertujuan mulia: memberikan asupan bergizi kepada anak-anak sekolah.

di tengah meningkatnya kasus keracunan mbg di berbagai daerah, termasuk cipongkor, bogor, dan cianjur, insiden di pamekasan ini menambah daftar panjang tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah dan penyedia layanan gizi.

meskipun tidak berujung pada status kejadian luar biasa (klb), temuan ulat ini tetap menjadi pengingat bahwa kualitas dan keamanan makanan harus menjadi prioritas utama dalam setiap program intervensi gizi.

ke depan, diharapkan ada peningkatan protokol kebersihan, pelatihan bagi petugas dapur, serta audit berkala terhadap penyedia makanan mbg.

program yang baik tidak cukup hanya dengan niat mulia, ia harus dijalankan dengan standar tinggi, pengawasan ketat, dan tanggung jawab penuh terhadap kesehatan anak-anak yang menjadi penerima manfaat.

karena satu ulat kecil bisa menjadi awal dari sorotan besar.

Tag
Share