bacakoran.co

Viral Modus Pengemis Berkedok Pemulung di Cengkareng, Sudinsos Imbau Warga Tak Mudah Kasihan

Pengemis bermodus pemulung viral di Cengkareng./Kolase Bacakoran.co--Instagram @warga.jakbar

Jika tidak ada keluarga yang menjemput, ia akan dirujuk ke Panti Sosial Tresna Werdha di Cengkareng yang khusus menangani lansia.

Suprapto menegaskan bahwa tindakan pengemis seperti ini tidak hanya menipu empati masyarakat, tetapi juga berpotensi memperburuk citra sosial dan menghambat penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) secara sistematis.

Imbauan: Salurkan Bantuan ke Lembaga Resmi

BACA JUGA:Fakta Mengejutkan! Lutfi Pengemis Gorontalo Ternyata Lebih Kaya dari Gaji Jakarta

BACA JUGA:Bikin Resah Warga! Ibu Pengemis yang Viral di Media Sosial Akhirnya Diamankan oleh Satpol PP Kota Bogor

Sudinsos Jakbar mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyalurkan bantuan. 

Memberikan uang secara langsung kepada pengemis di jalan raya justru dapat memperkuat praktik eksploitasi dan modus penipuan. 

“Jangan gampang merasa kasihan terus memberi sesuatu kepada pengemis,” tegas Suprapto.

Ia menyarankan agar bantuan disalurkan melalui lembaga resmi dan terpercaya. 

“Lebih baik salurkan kepada tempat yang jelas,” tambahnya. Penyaluran melalui lembaga sosial memastikan bantuan diterima oleh pihak yang benar-benar membutuhkan dan mendukung program pembinaan yang berkelanjutan.

Data PMKS Jakarta Barat

BACA JUGA:Pengemis Tajir! Berpenghasilan Jutaan Punya Mobil Mewah, Pemerintah Cabut Tunjangan..

BACA JUGA:Setiap Hari Pengemis Anak-anak Mengaku Setor Rp 25 Ribu, Polisi Sebut Pemalakan, Belum Temukan Pidana Ekploita

Selama delapan bulan pertama tahun 2025, Sudinsos Jakarta Barat telah menjaring sebanyak 1.178 orang PMKS. 

Dari jumlah tersebut, 467 orang merupakan gelandangan, 308 orang psikotik, dan 79 orang pengamen. 

Sisanya terdiri dari pengemis, pak ogah, anak jalanan, pedagang asongan, dan kategori lainnya.

Data ini menunjukkan kompleksitas tantangan sosial yang dihadapi wilayah Jakarta Barat. 

Viral Modus Pengemis Berkedok Pemulung di Cengkareng, Sudinsos Imbau Warga Tak Mudah Kasihan

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co — suku dinas sosial jakarta barat (sudinsos jakbar) mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat agar tidak mudah memberikan uang kepada yang beroperasi di pinggir jalan raya. 

imbauan ini muncul menyusul maraknya modus baru pengemis yang berpura-pura menjadi demi mengundang simpati publik.

fenomena ini mencuat setelah video seorang pengemis di kawasan viral di media sosial pada rabu (24/9/2025). 

dalam video tersebut, pria lanjut usia itu tampak menarik gerobak dan bersikap seolah-olah bersujud di depannya, memancing rasa iba dari pengguna jalan.

modus pengemis berkedok pemulung

kepala sudinsos jakarta barat, suprapto, mengonfirmasi bahwa aksi tersebut merupakan modus yang kini semakin marak di wilayahnya. 

“saat ini marak ada fenomena pengemis modus jadi pemulung di jalan raya dengan tingkah yang mengundang simpati pengguna jalan, seperti kemarin itu di kawasan cengkareng,” ujarnya di jakarta, jumat (26/9/2025), dilansir bacakoran.co dari republika news.

menurut suprapto, pengemis tersebut sengaja berlagak seperti pemulung dengan gerobak sebagai properti, lalu melakukan gerakan yang dramatis seperti menjatuhkan diri, tertunduk, bahkan bersujud. 

“itu pengemis berkedok pemulung. jadi dia pura-pura sambil bawa gerobak, pura-pura menjatuhkan diri lah, sujud, tertunduk, pokoknya supaya orang kasihan lah,” jelasnya.

sudinsos bertindak cepat

menanggapi viralnya video tersebut, pihak sudinsos jakbar langsung bergerak cepat. 

pada rabu pagi (24/9), pengemis tersebut telah diamankan dan dibawa ke panti sosial bina insan bangun daya 1 kedoya untuk mendapatkan pembinaan. 

jika tidak ada keluarga yang menjemput, ia akan dirujuk ke panti sosial tresna werdha di cengkareng yang khusus menangani lansia.

suprapto menegaskan bahwa tindakan pengemis seperti ini tidak hanya menipu empati masyarakat, tetapi juga berpotensi memperburuk citra sosial dan menghambat penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (pmks) secara sistematis.

imbauan: salurkan bantuan ke lembaga resmi

sudinsos jakbar mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyalurkan bantuan. 

memberikan uang secara langsung kepada pengemis di jalan raya justru dapat memperkuat praktik eksploitasi dan modus penipuan. 

“jangan gampang merasa kasihan terus memberi sesuatu kepada pengemis,” tegas suprapto.

ia menyarankan agar bantuan disalurkan melalui lembaga resmi dan terpercaya. 

“lebih baik salurkan kepada tempat yang jelas,” tambahnya. penyaluran melalui lembaga sosial memastikan bantuan diterima oleh pihak yang benar-benar membutuhkan dan mendukung program pembinaan yang berkelanjutan.

data pmks jakarta barat

selama delapan bulan pertama tahun 2025, sudinsos jakarta barat telah menjaring sebanyak 1.178 orang pmks. 

dari jumlah tersebut, 467 orang merupakan gelandangan, 308 orang psikotik, dan 79 orang pengamen. 

sisanya terdiri dari pengemis, pak ogah, anak jalanan, pedagang asongan, dan kategori lainnya.

data ini menunjukkan kompleksitas tantangan sosial yang dihadapi wilayah jakarta barat. 

penjaringan pmks dilakukan sebagai bagian dari upaya menjaga ketertiban dan memberikan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.

sudinsos berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam menekan praktik pengemis bermodus pemulung. 

selain tidak memberikan uang secara langsung, warga juga diimbau untuk melaporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak berwenang agar dapat ditindaklanjuti.

dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan jakarta barat dapat menjadi wilayah yang lebih tertib, aman, dan bebas dari eksploitasi sosial yang merugikan banyak pihak.

Tag
Share