bacakoran.co - aktivis lingkungan asal swedia, greta thunberg, akhirnya tiba di yunani pada senin (6/10/2025) setelah dideportasi oleh otoritas israel.
kedatangannya ini bukan tanpa alasan thunberg bersama ratusan aktivis lainnya merupakan bagian dari armada kemanusiaan global sumud flotilla yang sempat ditahan israel saat menuju gaza.
dilaporkan oleh al jazeera, kementerian luar negeri yunani mengonfirmasi bahwa 161 aktivis kemanusiaan telah tiba dengan selamat di athena.
dari jumlah itu, 27 orang berasal dari yunani, sementara 134 lainnya merupakan warga dari 15 negara berbeda, termasuk swedia, kanada, dan belanda.
thunberg menjadi salah satu aktivis yang paling disorot dalam peristiwa ini, mengingat kiprahnya di dunia internasional sebagai suara kuat untuk keadilan lingkungan dan kemanusiaan.
sesaat setelah mendarat di bandara athena, thunberg langsung memberikan pernyataan mengejutkan kepada awak media dan kerumunan pendukungnya.
ia menyebut bahwa apa yang terjadi di gaza adalah bentuk genosida yang dilakukan oleh militer israel terhadap warga sipil palestina.
“saya ingin menegaskan, ada genosida yang sedang terjadi. sistem internasional telah mengkhianati palestina. dunia gagal mencegah kejahatan perang terburuk di zaman ini,” ujar greta thunberg dalam pernyataan yang disiarkan afp.
menurutnya, tujuan mereka bergabung dengan global sumud flotilla adalah untuk bertindak nyata di saat pemerintah dunia gagal memenuhi kewajiban moral dan hukum dalam menghentikan kekerasan di gaza.
kabar mengejutkan lainnya datang dari jurnalis turki, ersin celik, yang juga menjadi bagian dari rombongan flotilla ia mengungkapkan bahwa greta thunberg mengalami tindakan kasar selama penahanan di israel.
“dia diseret di tanah dan bahkan dipaksa mencium bendera israel,” ungkap celik kepada media lokal turki.
meski begitu, thunberg tetap menunjukkan keteguhannya dan menegaskan akan terus berjuang melawan ketidakadilan yang dialami rakyat palestina.
selain yunani, kementerian luar negeri slovakia juga mengonfirmasi kedatangan 10 aktivis yang dideportasi israel.
dari jumlah tersebut, satu adalah warga slovakia, sementara sisanya berasal dari belanda, kanada, dan amerika serikat.
pemerintah-pemerintah negara asal para aktivis ini kini tengah melakukan komunikasi diplomatik untuk menindaklanjuti insiden tersebut, termasuk dugaan pelanggaran ham yang dialami selama proses penahanan.
kedatangan greta thunberg di yunani menandai babak baru dalam perjuangan aktivis muda ini melawan ketidakadilan global.
dari isu lingkungan hingga kemanusiaan, thunberg terus memperlihatkan keberanian dalam menyuarakan kebenaran dan kemanusiaan, bahkan ketika berhadapan langsung dengan kekuatan militer besar seperti israel.