bacakoran.co

Terapis Muda Tewas di Jaksel: 15 Saksi Diperiksa, Tapi Misteri Belum Terpecahkan!

Kasus kematian tragis seorang terapis perempuan berinisial RTA di kawasan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terus menjadi sorotan publik.--Liputan6.com

BACAKORAN.CO - Polres Metro Jakarta Selatan masih menyelidiki kematian seorang terapis perempuan berinisial RTA yang ditemukan tewas di Pasar Minggu pada 2 Oktober 2025.

Hingga kini, penyebab pasti kematian belum dapat dipastikan karena masih menunggu hasil otopsi dari Puslabfor.

Kasus kematian tragis seorang terapis perempuan berinisial RTA di kawasan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terus menjadi sorotan publik.

Korban yang diketahui masih di bawah umur ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di lahan kosong belakang gedung TIKI, Jalan Buncit Raya, pada Kamis dini hari, 2 Oktober 2025.

BACA JUGA:Terungkap! Alasan AKP Ramli Pakai Rubicon Pelat Palsu, Ternyata Karena Hal Ini

BACA JUGA:Kronologi Pria Tewas di Pondok Gede: Dikeroyok 4 Pelaku, 1 Masih Buron

Penemuan jasad ini memicu penyelidikan intensif dari pihak kepolisian, khususnya Polres Metro Jakarta Selatan.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol. Nicolas Ary Lilipaly, menyampaikan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan belum ada kesimpulan terkait penyebab kematian korban.

Ia menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu hasil otopsi dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) sebelum dapat mengambil langkah hukum lebih lanjut.

“Kita harus pastikan dulu bagaimana kondisi korban saat perekrutan, apakah ada unsur pemalsuan identitas, dan bagaimana proses dia bisa bekerja di tempat tersebut,” ujar Nicolas pada Minggu, 12 Oktober 2025.

BACA JUGA:Gencatan Senjata Hamas-Israel: Truk Bantuan Mulai Masuki Gaza, Harapan Baru untuk Warga Palestina

BACA JUGA:Baku Tembak di Perbatasan Afghanistan-Pakistan, Taliban Klaim Tewaskan 58 Tentara, 2 Perbatasan Ditutup

Lebih lanjut, Nicolas menjelaskan bahwa informasi yang menyebut korban sempat ingin keluar dari tempat kerja namun diharuskan membayar denda masih bersifat sepihak dan berasal dari pihak keluarga.

Oleh karena itu, polisi belum bisa mengambil kesimpulan dan akan melakukan pendalaman terhadap informasi tersebut.

Terapis Muda Tewas di Jaksel: 15 Saksi Diperiksa, Tapi Misteri Belum Terpecahkan!

Ayu

Ayu


bacakoran.co - polres metro jakarta selatan masih menyelidiki kematian seorang terapis perempuan berinisial rta yang ditemukan tewas di pasar minggu pada 2 oktober 2025.

hingga kini, penyebab pasti kematian belum dapat dipastikan karena masih menunggu hasil otopsi dari puslabfor.

kasus kematian tragis seorang terapis perempuan berinisial rta di kawasan pejaten barat, pasar minggu, jakarta selatan, terus menjadi sorotan publik.

korban yang diketahui masih di bawah umur ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di lahan kosong belakang gedung tiki, jalan buncit raya, pada kamis dini hari, 2 oktober 2025.

penemuan jasad ini memicu penyelidikan intensif dari pihak kepolisian, khususnya polres metro jakarta selatan.

kapolres metro jakarta selatan, kombes pol. nicolas ary lilipaly, menyampaikan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan belum ada kesimpulan terkait penyebab kematian korban.

ia menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu hasil otopsi dari pusat laboratorium forensik (puslabfor) sebelum dapat mengambil langkah hukum lebih lanjut.

“kita harus pastikan dulu bagaimana kondisi korban saat perekrutan, apakah ada unsur pemalsuan identitas, dan bagaimana proses dia bisa bekerja di tempat tersebut,” ujar nicolas pada minggu, 12 oktober 2025.

lebih lanjut, nicolas menjelaskan bahwa informasi yang menyebut korban sempat ingin keluar dari tempat kerja namun diharuskan membayar denda masih bersifat sepihak dan berasal dari pihak keluarga.

oleh karena itu, polisi belum bisa mengambil kesimpulan dan akan melakukan pendalaman terhadap informasi tersebut.

“itu baru informasi dari pelapor, dari keluarga korban. kita akan dalami apakah benar atau tidak,” tegasnya.

penyelidikan juga mengarah pada dugaan eksploitasi anak dan tindak pidana perdagangan orang (tppo).

polisi mengacu pada pasal 2 undang-undang tppo serta undang-undang perlindungan anak dalam menangani kasus ini.

“kita harus pastikan apakah korban menggunakan identitas asli saat mendaftar, dan apakah ada unsur eksploitasi anak di dalamnya,” tambah nicolas.

hingga saat ini, setidaknya 15 orang saksi telah diperiksa oleh penyidik. mereka terdiri dari rekan kerja korban sesama terapis, pihak manajemen tempat kerja, serta petugas keamanan yang berada di sekitar lokasi.

pemeriksaan ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi selengkap mungkin guna mengungkap fakta di balik kematian korban.

sementara itu, wakasat reskrim polres metro jakarta selatan, akp igo fazar akbar, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari masyarakat terkait penemuan mayat perempuan di belakang gedung tiki.

saat dilakukan olah tempat kejadian perkara (tkp), ditemukan sejumlah luka pada tubuh korban, termasuk di bagian dagu, tangan kiri yang lecet, dan perut.

namun, belum dapat dipastikan apakah luka-luka tersebut merupakan penyebab kematian atau akibat lain yang terjadi sebelum atau sesudah kematian.

kanit ppa polres jakarta selatan, akp citra ayu civilia, juga menambahkan bahwa berdasarkan pendampingan saat proses otopsi, korban dipastikan tidak dalam keadaan hamil.

hal ini sekaligus menepis spekulasi yang sempat beredar di masyarakat.

“dokter menyatakan korban tidak sedang hamil dan tidak pernah hamil,” ujarnya.

kasus ini tidak hanya menyentuh aspek hukum, tetapi juga membuka diskusi lebih luas mengenai perlindungan terhadap pekerja perempuan, khususnya yang masih berusia di bawah umur, di sektor informal seperti spa dan tempat terapi.

tragedi ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap praktik perekrutan dan kondisi kerja di industri yang rentan terhadap eksploitasi.

pihak kepolisian berjanji akan terus mengusut kasus ini hingga tuntas dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan.

masyarakat pun menanti hasil otopsi dan gelar perkara yang akan menentukan arah penyelidikan selanjutnya.

Tag
Share