bacakoran.co - kasus kematian tragis seorang siswa smp negeri 1 geyer, , jawa tengah, mengguncang dunia pendidikan dan memicu kemarahan publik.
angga bagus perwira (12), siswa kelas vii, ditemukan tak bernyawa di ruang kelasnya pada sabtu (11/10/2025).
dugaan sementara, ia tewas akibat kekerasan dan perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya sendiri.
peristiwa memilukan itu bermula ketika angga disebut terlibat cekcok dengan sejumlah teman sekelasnya saat jam istirahat.
menurut keterangan keluarga, bocah pendiam itu sempat kejang-kejang sebelum akhirnya meninggal dunia di sekolah.
“kata teman-teman sekolahnya, diduga korban bullying. saat itu kejang-kejang dan mau dibawa ke uks, tapi sudah meninggal dunia,” tutur suwarlan, paman korban, dikutip dari kompas.com.
polres grobogan bersama tim biddokkes polda jawa tengah langsung melakukan terhadap jasad angga di rsud dr r soedjati soemodiardjo, purwodadi.
hasil autopsi mengungkap fakta mengerikan: terdapat penggumpalan darah di kepala, memar hebat, serta patah pada leher bagian atas dan tulang tengkuk.
“angga mengalami patah tulang di leher bagian atas dan tulang tengkuk. ada juga penggumpalan darah di otak serta memar di kepala akibat benturan keras,” ungkap pujio, kakek korban, dikutip dari inews.id.
kanit ppa satreskrim polres grobogan, ipda yusuf al hakim, membenarkan bahwa autopsi dilakukan untuk memastikan penyebab kematian.
“sudah kita lakukan baik pemeriksaan luar maupun autopsi. kita dalam pemenuhan alat bukti untuk mengetahui penyebab kematian.,” ujar yusuf, dikutip dari detikjateng.
namun, hasil lengkap autopsi masih dirahasiakan oleh penyidik karena termasuk bagian dari proses penyelidikan.
polisi menegaskan, proses hukum masih berjalan dan sejumlah saksi sudah diperiksa.
“kami telah lakukan olah tkp di sekolah dan proses pemeriksaan saksi-saksi. sebanyak 9 saksi sedang diperiksa, baik dari teman korban maupun pihak sekolah,” jelas kasat reskrim polres grobogan, akp rizky ari budianto, dikutip dari detikjateng.
dari keterangan keluarga dan sejumlah saksi, sebelum meninggal angga diduga menjadi korban perundungan di sekolah.
tiga minggu sebelum kejadian, bocah 12 tahun itu bahkan sempat absen karena takut bertemu teman-teman yang kerap mengolok dan memukulnya.
tragisnya, dugaan kuat menyebut bahwa hari nahas itu angga diajak berduel satu lawan satu oleh salah satu temannya.
duel tersebut justru berujung maut setelah angga mengalami benturan keras di kepala dan tengkuk.
suasana haru mewarnai pemakaman angga di tpu desa ledokdawan, kecamatan geyer, minggu siang (12/10/2025). tangis keluarga pecah ketika peti jenazah diturunkan ke liang lahat.
sang ibu, ike, terlihat terpukul dan hanya bisa melamun di depan pusara putra sulungnya, sementara sang ayah, sawindra, harus memapah istrinya yang nyaris pingsan.
“permintaan terakhir angga cuma ingin dibelikan perlengkapan sepak bola. dia bercita-cita jadi pemain bola,” ucap sawindra, dikutip dari inews.id.
polres grobogan kini membentuk tim khusus untuk menyelidiki dugaan penganiayaan ini.
selain memeriksa saksi, penyidik juga berkoordinasi dengan pihak sekolah dan instansi terkait untuk memberikan trauma healing kepada siswa-siswa yang menyaksikan kejadian tersebut.
“unit ppa satreskrim polres grobogan telah berkoordinasi dengan uptd ppa, dinas pendidikan, dinas sosial, serta psikolog untuk melakukan trauma healing terhadap seluruh siswa,” tambah ipda yusuf.
perundungan yang kerap dianggap sepele kini kembali menelan korban jiwa.
publik menuntut pihak sekolah dan pemerintah daerah bertindak tegas agar kasus serupa tidak terulang.
kematian angga menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan: bahwa bullying bukan sekadar kenakalan remaja, melainkan kejahatan yang bisa merenggut nyawa.