bacakoran.co

Viral! Mobil Sri Sultan HB X Disalip Konvoi Patwal di Lampu Merah, Pemerintah DIY Klarifikasi

Mobil Sri Sultan HB X disalip rombongan patwal saat berhenti di lampu merah./Kolase Bacakoran.co--Instagram @jogjainfo

BACA JUGA:Viral Pemotor Wanita Dianiaya Seorang Pria yang Salip Antrean SPBU di Batujaya, Lapor Polisi Belum Ditindak

Kejadian ini juga memunculkan kembali diskusi publik mengenai penggunaan sirene dan rotator dalam pengawalan kendaraan. 

Istilah “Tot Tot Wuk Wuk” yang digunakan masyarakat untuk menyebut suara khas sirene patwal menjadi simbol kritik terhadap penggunaan pengawalan yang dinilai berlebihan dan tidak tepat sasaran.

Sebelumnya, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah memutuskan untuk membekukan sementara penggunaan sirene dan rotator dalam pengawalan di jalan raya. 

Kebijakan ini diambil sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap praktik pengawalan yang kerap menimbulkan kontroversi.

“Kami menghentikan sementara penggunaan suara-suara itu, sembari dievaluasi secara menyeluruh. Pengawalan tetap bisa berjalan, hanya saja untuk penggunaan sirene dan strobo sifatnya dievaluasi. Kalau memang tidak prioritas, sebaiknya tidak dibunyikan,” ujar Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho dalam keterangan tertulis pada Sabtu (20/9).

Video tersebut memicu berbagai komentar dari warganet. 

Sebagian mempertanyakan etika pengawalan yang menyalip kendaraan Sultan HB X, sementara lainnya menyoroti perlunya regulasi yang lebih ketat terkait penggunaan patwal di jalan raya.

“Kalau Sultan saja disalip, bagaimana dengan rakyat biasa?” tulis salah satu pengguna media sosial.

Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi aparat dan penyelenggara pengawalan untuk lebih selektif dan bijak dalam menggunakan fasilitas pengawalan, terutama di ruang publik yang melibatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan lainnya.

Viral! Mobil Sri Sultan HB X Disalip Konvoi Patwal di Lampu Merah, Pemerintah DIY Klarifikasi

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co — sebuah video yang memperlihatkan mobil pribadi milik (hb x) disalip oleh rombongan kendaraan dengan pengawalan polisi viral di media sosial. 

kejadian tersebut memicu perbincangan hangat di kalangan warganet, terutama terkait etika dan prioritas dalam kendaraan di jalan raya.

dalam video yang beredar luas, terlihat mobil berwarna hitam jenis lexus lm 350h yang ditumpangi sultan hb x berhenti di lampu merah bersama kendaraan lainnya. 

tak lama kemudian, muncul rombongan kendaraan yang dikawal mobil polisi dengan sirene menyala, menyalip mobil sultan hb x dan pengendara lain yang sedang berhenti.

fenomena ini langsung menjadi sorotan publik. 

banyak warganet mempertanyakan siapa rombongan yang mendapat pengawalan tersebut dan mengapa kendaraan sultan hb x, yang notabene merupakan kepala daerah sekaligus tokoh penting di daerah istimewa yogyakarta, tidak mendapatkan prioritas dalam situasi tersebut.

klarifikasi dari pemerintah daerah

menanggapi viralnya video tersebut, koordinator substansi bagian humas biro umum, humas, dan protokol setda diy, ditya nanaryo aji, membenarkan bahwa kendaraan yang terlihat dalam video adalah milik sri sultan hb x.

“betul, kendaraan tersebut memang milik sri sultan hb x. beliau menggunakan kendaraan pribadi saat mendampingi kunjungan menteri koordinator bidang infrastruktur dan pembangunan kewilayahan di karangmojo, gunungkidul,” ujar ditya, dikutip dari detik pada sabtu (11/10/2025).

ditya juga menjelaskan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada rabu (8/10/2025), saat sultan hb x mendampingi menteri agus harimurti yudhoyono (ahy) dalam kunjungan kerja ke wilayah gunungkidul. 

ia membenarkan bahwa mobil sultan hb x berhenti karena lampu merah dan kemudian disalip oleh rombongan yang dikawal patwal polisi. 

namun, hingga kini belum diketahui secara pasti siapa rombongan yang mendapat pengawalan tersebut.

penggunaan sirene patwal

kejadian ini juga memunculkan kembali diskusi publik mengenai penggunaan sirene dan rotator dalam pengawalan kendaraan. 

istilah “tot tot wuk wuk” yang digunakan masyarakat untuk menyebut suara khas sirene patwal menjadi simbol kritik terhadap penggunaan pengawalan yang dinilai berlebihan dan tidak tepat sasaran.

sebelumnya, korps lalu lintas (korlantas) polri telah memutuskan untuk membekukan sementara penggunaan sirene dan rotator dalam pengawalan di jalan raya. 

kebijakan ini diambil sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap praktik pengawalan yang kerap menimbulkan kontroversi.

“kami menghentikan sementara penggunaan suara-suara itu, sembari dievaluasi secara menyeluruh. pengawalan tetap bisa berjalan, hanya saja untuk penggunaan sirene dan strobo sifatnya dievaluasi. kalau memang tidak prioritas, sebaiknya tidak dibunyikan,” ujar kakorlantas polri irjen agus suryonugroho dalam keterangan tertulis pada sabtu (20/9).

video tersebut memicu berbagai komentar dari warganet. 

sebagian mempertanyakan etika pengawalan yang menyalip kendaraan sultan hb x, sementara lainnya menyoroti perlunya regulasi yang lebih ketat terkait penggunaan patwal di jalan raya.

“kalau sultan saja disalip, bagaimana dengan rakyat biasa?” tulis salah satu pengguna media sosial.

peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi aparat dan penyelenggara pengawalan untuk lebih selektif dan bijak dalam menggunakan fasilitas pengawalan, terutama di ruang publik yang melibatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan lainnya.

Tag
Share