bacakoran.co

Fadli Zon : Prangko, Material Culture yang Masih Hidup

Pameran prangko seri Para Pendiri Bangsa di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. (foto : Doni bae)--

Dia menjabarkan bahwa filateli tidak hanya sebatas prangko, surat tetapi juga ada kartu pos, dokumen-dokumen dan lain-lain."Dari sini kita  kita bisa belajar sejarah,  belajar tentang ketekunan, kerajinan dan juga kedisiplinan,"katanya.

Menurut  Fadli Zon meskipun sekarang ini sudah era digital, era whatsApp, era telegram dalam  berkomunikasi, tetapi kantor pos di seluruh dunia masih berdiri dan masih memproduksi prangko.

"Jadi sampai saat ini seluruh dunia masih memproduksi prangko. Dan bahkan sekarang prangko itu menjadi salah satu material culture  atau budaya material yang masih hidup,"katanya.

BACA JUGA:Korban Tewas Bertambah, Israel Tegaskan Tak Akan Diam Jika Diserang Hamas Usai 2 Tentara Tewas di Rafah

BACA JUGA:3 Rekomendasi Drama China Terbaik yang Mirip Love's Ambition, Dijamin Ga Kalah Seru!

Dia menambahkan  Kementerian Kebudayaan juga meluncurkan seri prangko para pendiri bangsa berkerjasama dengan Pos Indonesia. Prangko para pendiri bangsa ini kata dia terdiri dari para tokoh yang terlipat dalam BPUPK  (Badan Persiapan Usaha Keberdekaan). 

"Mudah-mudahan pameran ini bisa dinikmati dan menjadi tempat untuk belajar sejarah siapa para tokoh yang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia,"katanya.

Diketahui, dalam pameran yang digelar seara gratis itu pengunjung juga dapat menikmati pameran pusaka Sriwijaya yang berkolaborasi dengan Komunitas Pusaka Sriwijaya. 

Fadli Zon : Prangko, Material Culture yang Masih Hidup

Doni Bae

Doni Bae


bacakoran.co -- sedikitnya 80 bergambar para , sejak senin 20 okrober 2025 hingga 24 okrober mendatang dipamerkan untuk umum di , palembang, sumatera selatan.

pemeran yang digelar bersamaan dengan event jumpa museum dan pelantikan  pengurus perkumpulan filateli indonesia (pfi) sumatera selatan, senin (20/10) dibuka langsung oleh menteri kebudayaan dr fadli zon msc.

kegiatan itu digelar dinas kebudayaan kota palembang dan kementerian kebudayaan republik indonesia. pameran itu informasinya dilakukan keliling indonesia dan yang pertama kali dilakukan di museum perumusan naskah proklamasi.

gubernur sumatera selatan h herman deru, dalam kata sambutannya mengatakan bahwa masyarakat wajib bangga berdomisili di kota palembang ini, kota yang penuh sejarah, penuh budaya. menurutnya banyak tokoh-tokoh bangsa yang dilahirkan dengan membawa genetika dari kota palembang.

"bahkan, mohon maaf bapak menteri, saya sampaikan, ibu istri bapak fadli zon,  juga orang kita di sumatera selatan. jadi pak menteri ke sumatera selatan ini  seperti pulang kampung,"jelas herman deru.

"kalau kita bicara pulang kampung, berarti bapak menteri menjadi bagian keluarga besar kami. kalau di komring, itu bapakku mangian.   menantu yang pulang ke rumah, itu disebut mangian,"katanya.

herman deru juga menegaskan bahwa kehadiran menteri kebudayaan melantik pengurus filateli sumsel, akan memotivasi generasi-generasi muda untuk dapat terus mengembangkan silaturahmi komunikasi antar penggemar filateli. "kalau tanpa motivasi dari bapak, kita khawatir bahwa penggemar atau penghobi ini akan  berkurang. saya yakin bapak akan melantik orang yang tepat untuk dapat menjadi ketua perkumpulan di sumatera selatan dan di kota palembang,"katanya.

menteri kebudayaan membuka kegiatan itu dengan pantun. "saya mulai dengan pantun ya. memirim surat ke palembang. ditempel prangko pendiri bangsa. terus kenang jasa pahlawan. menyongsong indonesia makin gemilang,"ucapnya.

dia menjelaskan,  pfi ini adalah salah satu organisasi tertua di indonesia yang  lahir pada tahun 1922."dulu yang namanya hobi filateli ini disebut king of hobi  atau rajanya  hobi dan hobi of the king  atau hobinya  para raja,"jelasnya.

dia menjabarkan bahwa filateli tidak hanya sebatas prangko, surat tetapi juga ada kartu pos, dokumen-dokumen dan lain-lain."dari sini kita  kita bisa belajar sejarah,  belajar tentang ketekunan, kerajinan dan juga kedisiplinan,"katanya.

menurut  fadli zon meskipun sekarang ini sudah era digital, era whatsapp, era telegram dalam  berkomunikasi, tetapi kantor pos di seluruh dunia masih berdiri dan masih memproduksi prangko.

"jadi sampai saat ini seluruh dunia masih memproduksi prangko. dan bahkan sekarang prangko itu menjadi salah satu material culture  atau budaya material yang masih hidup,"katanya.

dia menambahkan  kementerian kebudayaan juga meluncurkan seri prangko para pendiri bangsa berkerjasama dengan pos indonesia. prangko para pendiri bangsa ini kata dia terdiri dari para tokoh yang terlipat dalam bpupk  (badan persiapan usaha keberdekaan). 

"mudah-mudahan pameran ini bisa dinikmati dan menjadi tempat untuk belajar sejarah siapa para tokoh yang mempersiapkan kemerdekaan indonesia,"katanya.

diketahui, dalam pameran yang digelar seara gratis itu pengunjung juga dapat menikmati pameran pusaka sriwijaya yang berkolaborasi dengan komunitas pusaka sriwijaya. 

Tag
Share