bacakoran.co

Waduh! MBG Sumbang Hampir Separuh Kasus Keracunan Pangan RI, Bos BGN Ungkap Faktanya!

BGN jika program Makan Bergizi Gratis (MBG) sumbang hampir separuh atau 46% total kasus keracunan pangan di RI, sedangkan mayoritas dari sumber berbeda.--promediateknologi/ist

Beberapa langkah yang tengah dilakukan antara lain:

BACA JUGA:2 Eks TNI AL Penembak Bos Rental Mobil Lolos Hukuman Penjara Seumur Hidup, Kini Diputuskan 15 Tahun Penjara!

BACA JUGA:Geger! Komdigi Blokir Aplikasi Zangi Usai Ketahuan Dipakai Ammar Zoni Jalankan Komunikasi Ilegal

Mengurangi jumlah penerima manfaat di tiap dapur MBG, dari semula 3–4 ribu orang menjadi hanya 2–2,5 ribu.

Melakukan rapid test bahan makanan dan hasil olahan sebelum disajikan.

Menyediakan alat sterilisasi untuk wadah makanan (ompreng/food tray).

Mewajibkan penggunaan air bersertifikat untuk proses memasak, guna mencegah kontaminasi dari sumber air kotor.

BACA JUGA:Israel Langgar Gencatan Senjata Lagi, Qatar Kutuk Keras dan Serukan Perlindungan Warga Gaza

BACA JUGA:Anggaran Program MBG Dikembalikan, Ini Penjelasannya, Penurunan Budget?

“Banyak kasus ternyata bersumber dari air. Karena itu, sekarang kami mewajibkan dapur MBG hanya memakai air masak yang bersertifikat,” tegas Dadan.

Fakta di Balik Angka

Lonjakan angka kasus MBG, menurut Dadan, bukan semata karena kualitas makanan buruk, melainkan karena cakupan program yang semakin luas.

Dalam dua bulan terakhir, jumlah penerima MBG meningkat pesat, sehingga risiko kejadian pun ikut naik.

BACA JUGA:Waduh! BGN Ungkap Pungli dalam Pendaftaran Mitra SPPG Program Makan Bergizi Gratis

BACA JUGA:Jam Pulang, Pria Ini Masuk Area Sekolah Lalu Rampas HP Siswa di Dalam Kelas

Namun, ia menegaskan pemerintah tetap berkomitmen agar kasus keracunan akibat MBG bisa ditekan hingga nol.

Waduh! MBG Sumbang Hampir Separuh Kasus Keracunan Pangan RI, Bos BGN Ungkap Faktanya!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – terungkap jika ternyata hampir separuh kasus di republik indonesia (ri) disumbang oleh program .

kepala badan gizi nasional (bgn), dadan hindayana secara terbuka mengungkapkan jika 46 persen kasus keracunan pangan di ri saat ini berasal dari program mbg.

namun, ia menegaskan jika bukan berarti mbg menjadi biang utama.

masih ada 54 persen kasus lain yang berasal dari sumber berbeda.

hanya saja, kata dadan, kasus-kasus itu jarang tersorot media.

“kasus keracunan pangan di indonesia tidak hanya dari mbg. memang 46 persen disumbang mbg, tapi yang 54 persen lainnya tidak diberitakan,” ungkap dadan.

dadan bahkan mencontohkan kasus keracunan di cipatat, bandung barat, yang sempat ramai di media sosial pada jumat (17/10/2025)

ia menegaskan, kejadian itu bukan akibat mbg, melainkan dari sumber lain yang tidak terkait dengan dapur program tersebut.

kasus naik, pengawasan diperketat

meski mengakui adanya insiden di lapangan, dadan menegaskan pihaknya tidak tinggal diam.

ia mengklaim telah mengambil langkah tegas untuk menekan angka keracunan akibat mbg.

beberapa langkah yang tengah dilakukan antara lain:

mengurangi jumlah penerima manfaat di tiap dapur mbg, dari semula 3–4 ribu orang menjadi hanya 2–2,5 ribu.

melakukan rapid test bahan makanan dan hasil olahan sebelum disajikan.

menyediakan alat sterilisasi untuk wadah makanan (ompreng/food tray).

mewajibkan penggunaan air bersertifikat untuk proses memasak, guna mencegah kontaminasi dari sumber air kotor.

“banyak kasus ternyata bersumber dari air. karena itu, sekarang kami mewajibkan dapur mbg hanya memakai air masak yang bersertifikat,” tegas dadan.

fakta di balik angka

lonjakan angka kasus mbg, menurut dadan, bukan semata karena kualitas makanan buruk, melainkan karena cakupan program yang semakin luas.

dalam dua bulan terakhir, jumlah penerima mbg meningkat pesat, sehingga risiko kejadian pun ikut naik.

namun, ia menegaskan pemerintah tetap berkomitmen agar kasus keracunan akibat mbg bisa ditekan hingga nol.

“kami tidak ingin ada satu pun kejadian. tapi fakta di lapangan, 46 persen memang dari mbg, dan kami terus perbaiki sistemnya,” ujarnya.

dengan program yang kini menjangkau jutaan anak sekolah dan masyarakat kecil, tantangan menjaga standar kebersihan dan kualitas makanan menjadi krusial.

bgn pun berharap, masyarakat tidak langsung menyalahkan mbg setiap kali ada kasus keracunan, sebab masih banyak faktor lain yang turut berperan.

Tag
Share