bacakoran.co

Perusahaan Baja Israel Bangkrut Gegara Embargo Turki Usai Perang Gaza, Rugi Rp530 Miliar!

Perusahaan baja Israel Shaul Gueta resmi bangkrut akibat embargo dagang Turki terhadap Israel setelah perang Gaza.--Tangkap layar/gueta-ltd.co.il

BACAKORAN.CO - Terbaru perusahaan baja Israel bernama Shaul Gueta resmi dinyatakan bangkrut setelah kehilangan pasar ekspor utamanya ke Turki.

Keputusan Ankara menghentikan seluruh hubungan dagang dengan Israel pasca perang Gaza terbukti membawa dampak ekonomi besar terhadap sektor baja.

Menurut laporan Calcalist, surat kabar bisnis terkemuka di Israel, perusahaan baja Israel yang berbasis di Ashdod itu mengalami kolaps total setelah kebijakan embargo dagang Turki terhadap Israel mulai berlaku pada Mei 2024. 

Selama bertahun-tahun, perusahaan ini menggantungkan sekitar 70 persen ekspornya ke pasar Turki.

BACA JUGA:Peraturan Terbaru, Dapur MBG Wajib Upload Foto dan Video Agar BGN Mudah Meninjau!

BACA JUGA:Langgar Gencatan Senjata! Israel Kembali Mandi Darah di Gaza, 2 Kakak-Adik Tewas Ditembak Sniper!

Tanpa mitra dagang terbesar tersebut, kondisi keuangan perusahaan anjlok drastis. Total utang Shaul Gueta kini menembus 105 juta shekel atau sekitar Rp530 miliar. 

Sementara omzetnya merosot dari 200 juta shekel (sekitar Rp1 triliun) pada 2022 menjadi hanya 35 juta shekel (Rp177 miliar) di paruh pertama 2025.

“Embargo perdagangan Turki dan perang Israel di Gaza menjadi penyebab utama kejatuhan bisnis,” ungkap seorang perwakilan Shaul Gueta. 

Ia menambahkan bahwa tanpa ekspor ke Turki, perusahaan kehilangan hampir seluruh sumber pendapatannya.

BACA JUGA:Ini Modus Mobil Brio Merah Kabur Usai Isi Pertalite Rp200 Ribu di SPBU Ciputat Timur

BACA JUGA:Israel Langgar Gencatan Senjata Lagi, Qatar Kutuk Keras dan Serukan Perlindungan Warga Gaza

Bank International Israel tercatat sebagai kreditor terbesar dengan tagihan mencapai 18 juta shekel, diikuti Bank Hapoalim (15 juta), Mercantile Bank (11 juta), dan Mizrahi-Tefahot Bank (1,5 juta). 

Pengadilan Distrik Beersheba pun menunjuk pengacara Doron Tishman sebagai wali amanat untuk menentukan apakah perusahaan baja Israel itu akan direstrukturisasi atau dilikuidasi.

Perusahaan Baja Israel Bangkrut Gegara Embargo Turki Usai Perang Gaza, Rugi Rp530 Miliar!

Deby Tri

Deby Tri


bacakoran.co - terbaru perusahaan baja bernama shaul gueta resmi dinyatakan bangkrut setelah kehilangan pasar ekspor utamanya ke turki.

keputusan ankara menghentikan seluruh hubungan dagang dengan israel pasca perang gaza terbukti membawa dampak besar terhadap sektor baja.

menurut laporan calcalist, surat kabar bisnis terkemuka di israel, perusahaan yang berbasis di ashdod itu mengalami kolaps total setelah kebijakan embargo dagang turki terhadap israel mulai berlaku pada mei 2024. 

selama bertahun-tahun, perusahaan ini menggantungkan sekitar 70 persen ekspornya ke pasar turki.

tanpa mitra dagang terbesar tersebut, kondisi keuangan perusahaan anjlok drastis. total utang shaul gueta kini menembus 105 juta shekel atau sekitar rp530 miliar. 

sementara omzetnya merosot dari 200 juta shekel (sekitar rp1 triliun) pada 2022 menjadi hanya 35 juta shekel (rp177 miliar) di paruh pertama 2025.

“embargo perdagangan turki dan perang israel di gaza menjadi penyebab utama kejatuhan bisnis,” ungkap seorang perwakilan shaul gueta. 

ia menambahkan bahwa tanpa ekspor ke turki, perusahaan kehilangan hampir seluruh sumber pendapatannya.

bank international israel tercatat sebagai kreditor terbesar dengan tagihan mencapai 18 juta shekel, diikuti bank hapoalim (15 juta), mercantile bank (11 juta), dan mizrahi-tefahot bank (1,5 juta). 

pengadilan distrik beersheba pun menunjuk pengacara doron tishman sebagai wali amanat untuk menentukan apakah perusahaan baja israel itu akan direstrukturisasi atau dilikuidasi.

kebijakan embargo dagang turki terhadap israel sendiri diterapkan penuh sejak mei 2024. 

krisis yang menimpa perusahaan baja israel tersebut memperlihatkan dampak ekonomi nyata dari eskalasi konflik di gaza.

banyak pihak menilai kebijakan embargo dagang turki terhadap israel adalah bentuk tekanan ekonomi dan diplomatik terhadap kebijakan militer tel aviv di jalur gaza.

selain shaul gueta, sejumlah pelaku industri lain di sektor logam dan bahan bangunan kini dilaporkan tengah meninjau ulang rantai pasok mereka untuk menghindari efek domino yang sama.

pemerintah israel sendiri hingga kini belum memberikan solusi konkret atas dampak embargo dagang turki terhadap israel terhadap industri nasionalnya.

Tag
Share