bacakoran.co

Heboh, Pabrik Ban Terkemuka Michelin PHK 280 Karyawan, Pihak Manajemen Ungkap Ini

Pabrik Ban Terkemuka Michelin PHK Massal Ratusan Karyawan --Berita Cikarang

BACAKORAN.CO - Pabrik ban terkemuka di Indonesia telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan.

Hal ini diungkapkan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Presiden Partai Buruh, Said Iqbal.

Iqbal sebut bahwa, kabar itu diperolehnya dari perwakilan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) yang menaungi para buruh di perusahaan tersebut.

Ia menyebut jumlah pekerja yang terkena PHK mencapai lebih dari seratus orang.

BACA JUGA:Gegara AI, Raksasa E-Commerce Ini Mau PHK 30 Ribu Karyawan di Seluruh Dunia!

BACA JUGA:Waduh! Digantikan AI, Setengah Perusahaan Dunia Mau PHK Massal hingga 2030!

"Michelin, pabrik ban di Cikarang dia anggotanya SPSI. Tetapi saya sudah dapat kabar bahwa mereka di-PHK sekitar seratusan orang lebih," ungkap Said Iqbal saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, dilansir Bacakoran.co Kumparan.com, Sabtu (1/11/2025).

Ia membeberkan bahwa gelombang PHK ini dipicu oleh turunnya permintaan ban baik di dalam negeri maupun pasar global.

Tidak hanya itu turunnya daya beli masyarakat membuat penjualan kendaraan bermotor merosot, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan produksi ban.

"Penyebabnya adalah daya beli yang menurun, sehingga permintaan terhadap mobil kan turun, motor turun, sehingga ban juga turun. Itu juga terjadi di global, Michelin kan ini pabrik ban global kan," katanya.

BACA JUGA:Susul Starbucks, KFC Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Karyawan!

BACA JUGA:Lolos dari Upaya Pemakzulan, Bupati Pati Sudewo Angkat Bicara: Komitmen Meningkatkan Kinerja!

Disisi lain, Ketua PUK SP KEP SPSI PT Multistrada Arah Sarana Tbk, Guntoro mengungkapkan bahwa perusahaan mendadak mengumumkan rencana PHK terhadap sekitar 280 karyawan yang akan dilakukan secara bertahap dalam waktu dekat.

Dengan tegas ia ungkapkan bahwa langkah itu seharusnya mengikuti aturan dan kesepakatan bersama, bukan dilakukan sepihak.

Heboh, Pabrik Ban Terkemuka Michelin PHK 280 Karyawan, Pihak Manajemen Ungkap Ini

Yanti D.P

Yanti D.P


bacakoran.co - pabrik ban terkemuka di indonesia telah melakukan pemutusan hubungan kerja (phk) terhadap ratusan karyawan.

hal ini diungkapkan oleh presiden konfederasi serikat pekerja indonesia (kspi) sekaligus presiden partai buruh, said iqbal.

iqbal sebut bahwa, kabar itu diperolehnya dari perwakilan serikat pekerja seluruh indonesia (spsi) yang menaungi para buruh di perusahaan tersebut.

ia menyebut jumlah pekerja yang terkena phk mencapai lebih dari seratus orang.

"michelin, pabrik ban di cikarang dia anggotanya spsi. tetapi saya sudah dapat kabar bahwa mereka di-phk sekitar seratusan orang lebih," ungkap said iqbal saat ditemui di jcc senayan, jakarta, dilansir bacakoran.co , sabtu (1/11/2025).

ia membeberkan bahwa gelombang phk ini dipicu oleh turunnya permintaan ban baik di dalam negeri maupun pasar global.

tidak hanya itu turunnya daya beli masyarakat membuat penjualan kendaraan bermotor merosot, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan produksi ban.

"penyebabnya adalah daya beli yang menurun, sehingga permintaan terhadap mobil kan turun, motor turun, sehingga ban juga turun. itu juga terjadi di global, michelin kan ini pabrik ban global kan," katanya.

disisi lain, ketua puk sp kep spsi pt multistrada arah sarana tbk, guntoro mengungkapkan bahwa perusahaan mendadak mengumumkan rencana phk terhadap sekitar 280 karyawan yang akan dilakukan secara bertahap dalam waktu dekat.

dengan tegas ia ungkapkan bahwa langkah itu seharusnya mengikuti aturan dan kesepakatan bersama, bukan dilakukan sepihak.

"michelin, raksasa ban dunia melalui pt multistrada arah sarana tbk, harus patuh terhadap perjanjian kerja bersama (pkb) dan terhadap hukum yang berlaku di indonesia. phk harus berdasarkan kesepakatan, bukan dilakukan secara sepihak. tidak bisa hari ini dipanggil, lalu hari ini juga diberikan surat phk," tegas guntoro dalam keterangannya pada laman resmi spsi bekasi.

Tag
Share