bacakoran.co - pemecatan yang diterima oleh anita sebagai pemilik tumbler yang hilang di krl diumumkan langsung oleh pt daidan utama, perusahaan pialang asuransi melalui instagram resmi @daidanutama, kamis (27/11/2025).
pada pernyataan itu, perusahaan menilai tindakan anita, yang memviralkan kehilangan tumbler hingga merugikan petugas kai bernama argi budiansyah, tidak sesuai dengan nilai serta budaya perusahaan.
“tindakan yang digambarkan dilakukan oleh karyawan kami tersebut adalah tindakan yang tidak merepresentasikan nilai-nilai dan budaya kerja perusahaan kami secara keseluruhan,” tulis pt daidan utama, dikutip bacakoran.co dari akun instagram @daidanutama, jum'at (28/11/2025).
perusahaan juga dengan tegas ungkap keputusan pemecatan diambil setelah proses investigasi internal dan pengumpulan informasi terkait kejadian tersebut.
“dengan ini kami ingin menginformasikan bahwa per tanggal 27 november 2025 yang bersangkutan sudah tidak bekerja lagi di perusahaan kami,” bunyi pernyataan perusahaan.
pt daidan utama juga sampaikan rasa empati atas dampak yang dialami argi, petugas kai yang terseret dalam kasus ini, seraya mengapresiasi solidaritas publik.
"kami turut prihatin atas pemutusan hubungan kerja yang dialami oleh karyawan perusahaan angkutan publik tersebut, dan sangat mengapresiasi setiap tindakan empati dan solidaritas berkaitan dengan kasus ini,” tandas perusaan yang bergerak di bidang pialang asuransi tersebut.
sebelumnya kasus tumbler krl kembali memanas setelah seorang penumpang bernama anita dewi mempublikasikan terkait cooler bag dan tumblernya yang hilang saat perjalanan krl rute tanah abang–rangkasbitung.
dampak terbesar dari tersebut adalah petugas kai dipecat, yakni argi, yang sebelumnya menerima tas milik anita tanpa mengetahui isi di dalamnya.
kasus yang tampak sederhana ini berubah menjadi skandal viral karena menyangkut seseorang.
utas yang memicu kegaduhan itu diposting oleh akun @anitadwdl, berisi kronologi detail yang langsung menarik perhatian .
kronologi hilang hingga petugas kai dipecat
"aku turun di stasiun rawa buntu sekitar pukul 19.40. setelah turun aku baru tersadar cooler bag ku tetinggal di bagasi commuter line. aku langsung lapor petugas (seragam security), aku menjelaskan," tulisnya di threads @anitadwdl.
kamu bisa melihat bagaimana kasus tumbler krl ini mulai menjadi perhatian setelah anita meminta barang itu diantar ke rawa buntu, namun petugas mengarahkan pengambilan ke stasiun rangkasbitung.
proses ini masih sesuai prosedur lost and found, namun anita mengaku kecewa.
keesokan hari, dia mengambil tas tersebut bersama suaminya.
"dan.... jeng jeng shock berat pas dibuka kok ada yang hilang! tumbler tukuku tidak ada, kecewa," tulis anita.
argi buka suara tidak mengecek isi tas saat serah terima
argi, sosok di balik isu petugas kai dipecat, menjelaskan bahwa ia menerima tas itu dari sekuriti dan tidak pernah membuka atau mengecek isi.
ia bahkan bersedia mengganti rugi jika memang ada barang hilang.
namun anita tetap menuntut agar tumbler itu dikembalikan, bukan diganti.
viral dan tekanan netizen akhirnya menyeret argi hingga manajemen memutuskan pemecatan.
polemik makin keras ketika netizen mulai mengkritik tindakan anita.
"owalahhh kirain harga tumblernya setara sama corkcicle yang harganya di atas rp 500.000 itu. ternyata cuma rp 300.000 toh. anita jangan-jangan kamu jual otak dulu ya buat beli tumbler tuku harga rp 300.000," ujar netizen dengan geram.
keberadaan akun anita pun dipertanyakan karena setelah kasus ini meledak, akun @anitabewl menghilang, padahal bukti utasnya masih beredar di x.
barang tertinggal di krl memang harus diambil di stasiun akhir
fakta yang relevan dengan kasus tumbler krl adalah aturan lost and found yang umum berlaku: barang tertinggal akan dibawa ke stasiun akhir rute.
prosedur ini sebenarnya sudah diinformasikan kepada anita melalui foto cooler bag yang dikirim petugas.
"ps di sana tidak mengetahui di mana tumbler tuku itu, dan ps jujur kalo dia tidak mengecek saat serah terima dengan security walka saat itu. aku & suami pun mengecek ke ruangan walka tetapi ttp tidak ada," lanjut anita.
insiden kecil seperti kasus tumbler krl ternyata bisa berdampak besar, terutama pada keputusan manajemen yang menjatuhkan sanksi berat pada argi.