Heboh! Dugaan Perundungan di Penabur Intercultural School Jakarta Utara Dilaporkan ke Polisi
Dugaan Perundungan di Penabur Intercultural School Jakarta Utara Dilaporkan ke Polisi --Halodoc
BACAKORAN.CO - Kasus dugaan perundungan atau bullying yang terjadi di SDK Penabur atau Penabur Intercultural School Kelapa Gading, Jakarta Utara, kini resmi memasuki ranah pidana.
Orang tua korban berinisial B, yakni N (40), melaporkan seorang siswa lain berinisial E atau EJH atas dugaan perundungan yang dialami putrinya sejak Juli 2025.
Laporan polisi tersebut telah terdaftar dengan nomor LP/B/2289/XI/2025/SPKT/POLRES METRO JAKUT/POLDA METRO JAYA dan dibuat pada Sabtu, 29 November 2025.
Alasan N melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian adalah karena ketidakpuasan terhadap sikap sekolah yang dinilai lamban dan tidak tegas dalam menangani perundungan.
BACA JUGA:ASDP Tetap Siaga di Tengah Cuaca Ekstrem, Jaga Mobilitas dan Dukung Pemulihan Bencana di Sumatra
BACA JUGA:Innalillahi! Tabrakan Beruntun di Sitinjau Lauik, Ambulans Bawa Jenazah Jadi Korban
Menurut N, pihak sekolah seolah tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan masalah.
Ia bahkan menduga ada upaya penghilangan barang bukti berupa rekaman CCTV yang memperlihatkan putrinya dirundung oleh E.
“Bahkan terindikasi seorang wakil kepala sekolah berusaha menghilangkan sebagian rekaman CCTV saat peristiwa bullying terjadi menimpa putri saya. Saat pertemuan dengan pihak sekolah saya langsung protes,” ungkap N.
N mengaku sangat sedih dan tidak menyangka putrinya bisa menjadi korban perundungan meski bersekolah di institusi internasional yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan dan keamanan siswa.
BACA JUGA:Viral Mahasiswa Pariwisata Bali Gunakan Sirine Ambulans untuk Kepentingan Konten, Kini Minta Maaf
Ia menegaskan bahwa tujuannya melapor adalah agar pihak sekolah bertindak tegas demi keadilan, bukan hanya bagi anaknya tetapi juga bagi belasan siswa lain yang turut merasakan perundungan.
“Suami saya bahkan sempat menyesal memasukkan putri kami ke Penabur. Karena itu saya terpaksa membuat laporan polisi, demi keadilan dan rasa aman bagi anak saya,” tutup N.