bacakoran.co - tampaknya makin pede memainkan peran besar di indonesia.
jika dulu nama infinix identik dengan hp murah spek ganas, kini ceritanya sudah jauh berkembang.
mulai dari smartphone, tablet, laptop, wearable, sampai , semua dilahap.
polanya bikin banyak orang nyeletuk: “ini infinix mau jadi xiaomi versi baru, ya?”
pertanyaan itu bukan tanpa alasan, strategi infinix belakangan memang mirip dengan xiaomi di masa awal, masuk dari hp, bangun basis pengguna, lalu pelan-pelan memperluas ekosistem.
bedanya, infinix bergerak lebih cepat dan agresif, khususnya di pasar negara berkembang seperti indonesia.
dari hp murah ke ekosistem lengkap
awalnya infinix dikenal sebagai brand yang main aman: spesifikasi tinggi, harga miring.
strategi ini terbukti ampuh, terutama di segmen entry-level dan mid-range, namun beberapa tahun terakhir infinix terlihat tidak puas hanya jadi “raja hp entry-level”.
mereka mulai merambah laptop, tablet, wearable, dan kini smart tv yang sudah resmi dijual di indonesia sejak tahun lalu.
langkah ini mengingatkan publik pada xiaomi, yang dulu juga hanya dikenal sebagai produsen smartphone sebelum akhirnya merajai berbagai lini produk elektronik dan rumah pintar.
sekarang? mereka punya ekosistem raksasa, bahkan sudah meluncurkan mobil listrik.
meski belum sampai ke tahap ekstrem seperti mobil listrik ala xiaomi, arah bisnis infinix jelas: membangun ekosistem teknologi yang saling terhubung dan tetap ramah di kantong konsumen.
infinix smart tv 43x5: bukti keseriusan
salah satu produk yang jadi sorotan adalah infinix smart tv 43x5.
tv ini membawa layar 43 inci dengan resolusi full hd (1920 x 1080 piksel). bukan oled, bukan qled, tapi cukup realistis untuk kelas harga rp2,6 jutaan.
desainnya terbilang minimalis dengan bezel tipis, meski bodinya masih terasa tebal dan kaki penyangganya berbahan plastik.
untuk pemakaian harian, ini masih wajar di kelasnya. tv ini juga sudah mendukung vesa mount, jadi aman kalau mau ditempel di dinding.
dari sisi konektivitas, infinix cukup royal. ada 2 port usb 2.0, 2 hdmi (salah satunya arc), lan, antena, wifi dual-band, serta bluetooth 5.1.
remote-nya sudah hybrid: infrared dan bluetooth, plus tombol shortcut netflix, prime video, youtube, dan tombol multifungsi yang bisa diatur sendiri.
layar, audio, dan performa: cukup realistis di kelasnya
infinix smart tv 43x5 mengusung resolusi full hd (1920 x 1080 piksel) dengan panel led.
kualitas warna tergolong cukup baik untuk kebutuhan streaming harian, meski warna hitamnya belum pekat seperti tv oled atau qled. brightness berada di kisaran 200 nits, aman untuk penggunaan indoor.
untuk audio, tv ini dibekali dolby audio 24 watt. suaranya cukup lantang, walau bass-nya standar.
untuk pengguna yang ingin pengalaman lebih imersif, hdmi arc memungkinkan penambahan soundbar dengan mudah.
sistem operasinya menggunakan google tv berbasis android 14, dengan ram 1 gb dan memori internal 8 gb.
navigasi terasa cukup lancar untuk penggunaan normal, dan konsumsi listriknya juga irit—sekitar rp16 ribuan per bulan untuk pemakaian standar.
infinix vs xiaomi: ancaman serius atau sekadar mirip?
apakah infinix sudah pantas disebut “xiaomi baru”? jawabannya belum sepenuhnya, tapi arahnya jelas.
infinix memang belum memiliki ekosistem sebesar xiaomi, namun strategi ekspansi produknya menunjukkan ambisi besar.
bagi konsumen, kondisi ini justru menguntungkan. persaingan makin ketat, harga semakin rasional, dan pilihan produk semakin beragam.
jika infinix mampu menjaga kualitas dan konsistensi, bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan brand ini benar-benar menjadi penantang serius xiaomi, khususnya di pasar indonesia.