BACAKORAN.CO - Penyelidikan mengenai kecelakaan fatal pesawat Jeju air terus berlangsung salah satunya mengenai kotak hitam atau black box yang ada pada pesawat tersebut.
Pada black box yang ditemukan tidak terdapat data selama 4 menit terakhir sebelum tabrakan dan ledakan itu terjadi berdasarkan otoritas investigasi, pada Sabtu (11/1/2025).
Berdasarkan otoritas Korea Selatan, analisis oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) pada perekam data penerbangan (FDR) dan perekaman suara kokpit (CVR) pesawat Jeju Air, menunjukkan jika rekaman pada kedua perangkat berhenti 4 menit sebelum pesawat tersebut menabrak pemancar sinyal pemandu.
FDR dan CVR ini berhenti merekam data mulai pukul 08.59 yang membuat penyelidik kesulitan menganalisis situasi pada saat itu.
Otoritas mengatakan bahwa meskipun data FDR dan CVR sangat penting untuk investigasi, keduanya bukan satu-satunya sumber bukti.
"Investigasi melibatkan analisis berbagai sumber informasi, termasuk catatan kontrol lalu lintas udara, rekaman video kecelakaan, dan puing-puing dari lokasi kejadian," ungkap mereka.
Komponen Black box telah dikirim ke NTSB di Washington pekan lalu untuk verifikasi silang guna memastikan keandalan data.
Penyelidik Korea Selatan yang dikirim ke NTSB dijadwalkan kembali ke Korea pada Senin (13/1) untuk melanjutkan penyelidikan di dalam negeri.
BACA JUGA:2 Awak Kabin Selamat dari Kecelakaan Pesawat Jeju Air yang Tewaskan 174 Jiwa, Begini Kondisi Korban!
Sebelumnya terkait korban yang tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan, pihak Kementerian menyebutkan empat dari jenazah yang sudah teridentifikasi telah diserahkan ke keluarga untuk menjalani prosesi pemakaman.
Sebagai informasi Badan Nasional keselamatan Transportasi, Amerika Serikat beserta produsen pesawat Boeing telah berada di lokasi kecelakaan untuk mensuport proses penyelidikan kecelakaan oleh Korea Selatan.
Korban tewas dalam kecelakaan ini mencapai 179 orang dan berhasil di identifikasi 174, dan otoritas Korea Selatan setempat telah menyimpan jasad korban di gudang pendingin sementara di Hanggar bandara.