BACAKORAN.CO - Gunungkidul kembali menjadi sorotan setelah belasan wisatawan SMPN 7 Mojokerto terseret arus rip current di Pantai Drini, DI Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).
Insiden ini menegaskan bahwa rip current di Pantai Drini termasuk yang paling berbahaya.
Bahkan telah diteliti oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) selama lima tahun terakhir.
Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Surisdiyanto, menjelaskan bahwa rip current adalah arus balik yang terbentuk akibat pertemuan arus laut dengan garis pantai yang melengkung.
BACA JUGA:8 Fakta Tragedi Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Ombak di Pantai Drini, Sempat Video Call Keluarga
BACA JUGA:Sebanyak 13 Siswa Tenggelam di Pantai Drini Gunung kidul, Begini Kronologi dan Fakta Kejadiannya
Arus ini sering kali ditandai dengan jeda di antara barisan gelombang pecah.
"Arus ini sangat kuat dan bisa menyeret wisatawan ke tengah laut dalam hitungan detik. Biasanya terjadi di jalur perahu nelayan karena struktur bawah lautnya," ujar Suris.
Penelitian UGM di Pantai Sepanjang pada Agustus 2023 membuktikan keberadaan rip current dengan menggunakan cairan pewarna khusus berbasis garam.
Pewarna ini membantu mendeteksi pergerakan arus yang sering kali tidak terlihat dengan mata telanjang.
BACA JUGA:Innalillahi! 13 Siswa SMP 7 Mojokerto Terseret Ombak Pantai Drini, 4 Masih Dalam Pencarian
Suris mengungkapkan bahwa hampir semua pantai di Gunungkidul memiliki rip current.
Namun, kawasan paling berbahaya berada di Pantai Drini, terutama di jalur perahu nelayan di sisi barat.
"Jalur itu sangat berisiko tinggi, tapi tetap banyak wisatawan yang nekat bermain air di sana," katanya.