BACAKORAN.CO - Puasa di bulan Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat.
Namun, tahukah kamu bahwa tidak semua orang secara otomatis wajib berpuasa?
Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar seseorang diwajibkan berpuasa sekaligus menjadikan puasanya sah di sisi Allah.
Jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka kewajiban puasa bisa gugur atau bahkan tidak sah jika tetap dilakukan.
BACA JUGA:Suka Meninggalkan Puasa Ramadhan Karena Kelalaian, Fidyah atau Qadha? Ini Penjelasan Buya Yahya
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa terdapat enam syarat wajib puasa, tetapi hanya tiga yang menjadi syarat sah.
Memahami perbedaan ini sangat penting agar ibadah puasa yang kita jalani benar-benar diterima dan bernilai pahala.
Lalu, apa saja syarat tersebut? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Islam
Syarat pertama dan utama adalah seseorang harus beragama Islam.
BACA JUGA:Heboh! Ustaz Adi Hidayat Sebut Hadis Puasa Rajab Palsu, Ini Fakta dan Amalan yang Benar
Orang non-Muslim tidak diwajibkan berpuasa.
Dan jika mereka berpuasa, puasanya tidak sah karena ibadah puasa hanya diwajibkan bagi umat Islam.
2. Baligh
Baligh berarti seseorang telah mencapai usia dewasa dalam pandangan Islam.
Tanda-tanda baligh bagi laki-laki adalah mimpi basah, sedangkan bagi perempuan adalah datangnya haid.
Anak kecil yang belum baligh tidak diwajibkan berpuasa, namun dianjurkan untuk dilatih agar terbiasa saat sudah mencapai usia baligh.
BACA JUGA:Heboh! Ustaz Adi Hidayat Sebut Hadis Puasa Rajab Palsu, Ini Fakta dan Amalan yang Benar
3. Berakal Sehat
Puasa hanya diwajibkan bagi orang yang memiliki akal sehat.
Orang yang gila, hilang kesadaran, atau mengalami gangguan mental yang parah tidak diwajibkan berpuasa.
Bahkan jika mereka berpuasa, ibadahnya tidak sah karena mereka tidak memiliki kapasitas untuk memahami dan melaksanakan kewajiban agama.
4. Mukim
Seseorang yang sedang dalam perjalanan jauh (musafir) mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa, tetapi wajib menggantinya di hari lain setelah Ramadan.
Namun, jika seorang musafir tetap ingin berpuasa dan mampu melaksanakannya tanpa kesulitan, puasanya tetap sah.
5. Mampu
Puasa diwajibkan bagi mereka yang mampu secara fisik dan mental.
Orang yang sakit atau dalam kondisi yang membuatnya tidak sanggup berpuasa diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain.
Jika penyakitnya kronis dan tidak memungkinkan untuk berpuasa, maka wajib membayar fidyah sebagai gantinya.
6. Tidak Sedang Haid atau Nifas (Bagi Perempuan)
Perempuan yang sedang haid atau nifas tidak diperbolehkan berpuasa, dan puasanya tidak sah jika tetap dilakukan.
Namun, mereka wajib mengganti puasanya di hari lain setelah suci dari haid atau nifas.
Syarat Wajib dan Syarat Sah
Menurut Ustaz Adi Hidayat, syarat wajib dan syarat sah puasa harus terpenuhi secara bersamaan agar ibadah puasa seseorang dianggap sah dan diwajibkan.
Jika salah satu dari enam syarat di atas tidak terpenuhi, maka puasa tidak wajib dan juga tidak sah. Sebagai contoh:
- Jika seseorang sudah baligh dan mampu berpuasa tetapi bukan Muslim, maka puasanya tidak sah.
- Jika seseorang Islam dan baligh tetapi kehilangan akal (misalnya pingsan dalam waktu lama), maka ia tidak wajib berpuasa dan puasanya pun tidak sah.
- Jika seseorang Islam, baligh, dan sehat tetapi sedang haid, maka ia tidak sah berpuasa dan wajib menggantinya setelah suci.
Puasa Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga ibadah yang memiliki aturan jelas dalam Islam.
BACA JUGA:Gawat! Ternyata Puasa di Hari Jumat Tidak Boleh Lho, Kok Bisa? Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat..
Dengan memahami syarat wajib puasa, umat Islam dapat menunaikan ibadah ini dengan benar dan sesuai tuntunan syariat.
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami dan memenuhi syarat-syarat ini agar ibadah puasanya diterima oleh Allah SWT.