BACAKORAN.CO - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, mengungkapkan bahwa biaya operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk menangani banjir di Bekasi sangat mahal.
Dalam satu kali operasi, dana yang dibutuhkan mencapai Rp 200 juta hingga Rp 300 juta.
Pernyataan ini disampaikan dalam rapat penanganan banjir yang digelar di Bekasi pada Kamis, 6 Maret 2025.
Rapat tersebut dihadiri oleh sejumlah menteri serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna mencari solusi terbaik dalam menghadapi banjir yang kerap melanda wilayah Jabodetabek.
BACA JUGA:Cepat Tanggap! Bapanas Siap Salurkan Bantuan Cadangan Pangan untuk Korban Banjir
BACA JUGA:Akses Jalan Lintas Padang-Painan Putus Sementara Akibat Terendam Banjir Setinggi 40 Cm
Pratikno menekankan pentingnya dukungan pendanaan dari pemerintah daerah untuk membantu pelaksanaan OMC.
Menurutnya, modifikasi cuaca bukanlah upaya yang murah, sehingga perlu kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah agar operasi ini bisa berjalan optimal.
"Kita harus memikirkan pendanaan, karena harganya cukup mahal. Satu kali operasi bisa mencapai Rp 300 juta," ujar Pratikno dalam pertemuan tersebut.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan curah hujan tinggi masih akan terjadi di wilayah Jabodetabek pada 11 hingga 20 Maret 2025.
Oleh karena itu, operasi modifikasi cuaca dinilai sangat penting untuk mencegah banjir yang lebih parah.
Pratikno menegaskan bahwa operasi modifikasi cuaca harus dilakukan tepat waktu agar dampaknya maksimal.
Jika terlambat, upaya ini tidak akan efektif dalam menekan potensi banjir di daerah rawan.