BACAKORAN.CO - Di tengah tuntutan akademik yang semakin tinggi, ternyata mayoritas dosen di Indonesia belum mengantongi gelar doktor.
Padahal, mereka harus mengajar ratusan mahasiswa, membimbing penelitian, menulis jurnal ilmiah, dan terus mengembangkan diri secara akademik.
Fakta mengejutkan ini menjadi sorotan publik, terutama setelah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, mengungkap data terbaru soal minimnya dosen bergelar S3 di Indonesia.
Menurut data Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) per Juni 2025, hanya 25,05 persen dosen di Indonesia yang telah menempuh pendidikan doktoral (S3).
BACA JUGA:Begini Cara Dosen Ma'had Aly Cairkan Bantuan Insentif, Unggah Syarat Administrasi Hingga 7 Juni 2025
Artinya, dari total sekitar 300 ribu dosen aktif, lebih dari 225 ribu dosen belum memiliki gelar doktor.
Minimnya jumlah dosen bergelar doktor berdampak langsung pada kualitas pendidikan tinggi.
Rasio dosen dan mahasiswa menjadi sangat tidak ideal. Seorang dosen bahkan bisa mengajar lebih dari 100 mahasiswa per semester.
“Kalau idealnya satu dosen untuk 30 mahasiswa, maka dengan hanya 25 persen dosen yang S3, kita masih sangat kekurangan,” ujar Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, dalam peluncuran Program Beasiswa Doktor untuk Dosen Indonesia Tahun 2025, pada Senin (2/6/2025).
BACA JUGA:Viral! Baru 4 Hari Kerja, ART Coba Racuni Keluarga Dokter di Batam Gegara Perintah Sepele Ini
Hetifah juga menegaskan bahwa peran dosen sangat strategis dalam mencetak generasi unggul.
“Menyentuh satu dosen, artinya menyentuh satu kampus,” katanya.
Dosen Masih Kurang Percaya Diri Tanpa Gelar S3
Menteri Brian Yuliarto secara terbuka menyampaikan bahwa banyak dosen merasa kurang percaya diri saat mengajar karena belum menyandang gelar S3.