BACA JUGA:Pondasi Tergerus Sungai dan Dihantam Sampah, Jembatan Pangkul Tak Bisa Dilintasi Kendaraan
Kritik Tajam untuk Pemerintah Kota
Kondisi darurat ini memicu reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Maluku, Mohammad Ansari, menilai bahwa Pemerintah Kota Ambon tidak serius dalam menangani persoalan sampah.
Ia menegaskan bahwa ini bukan sekadar masalah estetika, tetapi menyangkut kesehatan dan kenyamanan warga.
BACA JUGA:Gubernur Jabar Nyemplung Bersihin Sampah Banjir Sukabumi, Netizen Heboh: Ini Aksi atau Gimik?
BACA JUGA:Update Pasca Banjir! Mega Bekasi Hypermall Dipenuhi Sampah, Kerugian Pedagang Capai Miliaran
Senada dengan itu, Ketua KNPI Maluku, Arman Kalean, menyebut bahwa julukan “Ambon Badaki” kini terasa relevan.
Ia menuntut Pemkot Ambon untuk bertanggung jawab penuh dan segera mengambil langkah konkret, seperti menambah jumlah TPS, meningkatkan frekuensi pengangkutan, dan memperbaiki sistem manajemen kebersihan.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Krisis sampah ini juga berdampak pada sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
BACA JUGA:Heboh! Fenomena Sampah Kiriman di Pantai Ancol, Begini Respon Cepat Pengelola
BACA JUGA:Potong Besi Jembatan, 3 'Sampah Masyarakat ' Masuk Bui
Wisatawan enggan berkunjung ke kota yang dipenuhi sampah, sementara pedagang dan pelaku usaha kecil mengeluhkan penurunan omzet akibat lingkungan yang tidak bersih.
Akademisi IAIN Ambon, Jufri Patilouw, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyelesaikan masalah ini, termasuk melibatkan tokoh agama, pemuda, dan masyarakat.
Solusi dan Harapan
Untuk keluar dari krisis ini, dibutuhkan langkah cepat dan strategis.
BACA JUGA:Ajak Warga Pungut Sampah Kota, Setelah Itu Diberi Doorprize