BACAKORAN.CO - Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, kembali membuat langkah dramatis sebagai antisipasi terburuk jika ia tewas akibat konflik Iran–Israel.
Khameni telah menunjuk tiga ulama senior sebagai calon pengganti resmi.
Langkah itu saat berada di bunker aman tempat ia bersembunyi, sambil memerintahkan Majelis Ahli yang terdiri dari 88 ulama untuk segera memilih salah satu dari mereka jika terjadi kejadian tragis, dirinya tewas.
Tidak saja membentuk rantai komando militer cadangan, langkah ini juga menegaskan jika transisi kekuasaan harus cepat dan teratur--jauh berbeda dari tradisi Persia yang biasanya lebih perlahan.
BACA JUGA:Khamenei Deklarasikan Perang Dimulai, Israel Ingatkan Soal Nasib Seperti Saddam!
BACA JUGA:Ultimatum Trump Usai Klaim Serangan ke 3 Situs Nuklir Iran Sukses Besar
Uniknya, nama Mojtaba Khamenei, putra sang Pemimpin, justru tidak termasuk dalam daftar, menandakan upaya menghindari kecaman soal nepotisme.
Pengambilalihan ini sekaligus simbol kekhawatiran rezim atas kerentanan hierarki saat pemimpin tertinggi beroperasi dalam kondisi tertutup bunker dan komunikasi elektronik dibatasi.
Langkah ini mencerminkan betapa genting situasi saat ini di Iran.
Perang udara terhadap instalasi nuklir dan militer oleh Israel telah mengguncang solidaritas internal, menewaskan banyak komandan top IRGC, dan meninggalkan negara dalam krisis kepemimpinan strategis .
BACA JUGA:PM Israel Netanyahu Apresiasi Donald Trump Setelah AS Bom Fasilitas Nuklir Iran: Janji Terpenuhi
BACA JUGA:Putin Dukung Iran Kembangkan Teknologi Nuklir: Untuk Tujuan Damai!
Dengan langkah kontroversial ini, Khamenei berharap mempertahankan stabilitas rezim dan warisan ideologisnya, menolak kekosongan kekuasaan saat didera tekanan militer dan politik.
Meski nama kandidat tak diungkap publik, langkah ini menjadi sinyal tegas jika Teheran siap menjaga kelangsungan sistem kekhalifahan modern--lawan tanding tangguh di jantung konflik Timur Tengah.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump tegas menolak rencana pembunuhan Khamenei oleh Israel.