Dari penembakan Israel ke warga Palestina berdasarkan Kantor Media Pemerintah Gaza, setidaknya 549 warga Palestina terbunuh di lokasi distribusi bantuan sejak GHF beroperasi di enklave Palestina tersebut pada 27 Mei 2025.
Direktur regional Timur Tengah organisasi Save the Chidren, Ahmad Alhendawi membeberkan bahwa lebih dari setengah korban penembakan Israel di lokasi distribusi GHF adalah anak-anak.
Berdasarkan informasi data dari Save the Children mengatakan, dari 19 kasus pembantaian, tercatat jatuhnya korban anak dalam 10 insiden di antaranya.
"Tidak ada yang menginginkan bantuan dari lokasi-lokasi distribusi ini. Dan siapa yang bisa menyalahkan mereka? Ini adalah hukuman mati. Orang-orang khawatir terbunuh (di lokasi GHF)," kata Alhendawi, dikutip Al Jazeera.
Sebelumnya setelah sepakat melakukan gencatan senjata dengan Iran, Israel akan kembali fokus ke Jalur Gaza.
Israel bakal kembali menggempur Gaza untuk membebaskan para sandera dan membubarkan militan Hamas.
“Kami akan prioritaskan pembebasan (para) sandera dan menghentikan Hamas di Gaza,” tegas Kepala Staf Militer Israel, Letjen Eyal Zamir seperti dilansir dari AFP.
Saat ini militer Israel mulai menarik mundur pasukan.
BACA JUGA:Berani Banget Menlu Jordan Sentil Israel di PBB: Kalian Bukan Korban, Tapi Sumber Masalah!
Selain itu, pasca gencatan senjata, Israel telah mencabut pembatasan pertemuan di ruang publik, tempat kerja dan sarana pendidikan di wilayahnya.
Seperti diketahui, setelah 12 hari perang, Iran dan Israel resmi menyepakati gencatan senjata.
Tapi, gencatan senjata ini dapat terwujud dengan sejumlah syarat. Apa saja?
Pertama, Iran tidak akan menyerang lebih dulu, namun berhak membalas jika diserang.
BACA JUGA:Iran Siap Damai, Israel Mundur Teratur! Simak Isi Poin Penting Gencatan Senjata!