BACA JUGA:Disubsidi Negara, Saatnya Guru Ngaji dan Dai Bisa Punya Rumah, Begini Prosedurnya!
Di hadapan para guru, keduanya mengakui kesalahan dan menyampaikan permintaan maaf.
“Dengan wajah penuh penyesalan, mereka datang ke sekolah. Bahkan sempat membuat video klarifikasi. Tapi keputusan tetap harus kami ambil demi menjaga marwah sekolah,” tegas Muchlis, dikutip dari Radar Tuban.
Langkah tegas ini juga disebut sebagai respons atas banyaknya tekanan publik.
Alumni, netizen, hingga orang tua murid meminta agar sekolah memberi sanksi tegas guna menciptakan efek jera.
“Keputusan ini diambil karena banyaknya desakan dari masyarakat dan para alumni agar mereka diberi efek jera,” kata Muchlis. “Kami harap video ini segera dihapus dan tidak disebarluaskan lagi.”
Penyesalan yang Terlambat
NF, siswi yang merekam video, turut meminta maaf dengan suara terbata-bata.
BACA JUGA:Kasus Pelecehan di SMAN 4 Kota Serang: 4 Guru Dinonaktifkan, Polisi Selidiki Dugaan Pidana
BACA JUGA:Viral! Gegara Tak Bayar LKS, Pelajar MTs di Kubu Raya Divideokan Guru dan Diancam Turun Kelas
Ia mengaku tindakannya sebagai bentuk solidaritas kepada temannya, namun kini menyadari dampak besar yang telah terjadi.
“Semoga saya dimaafkan. Tindakan saya juga telah mencoreng nama sekolah ini,” ujar NF dengan nada penuh sesal, dikutip dari Radar Tuban.
RA pun menyampaikan hal serupa.
Meski awalnya hanya ingin menanyakan maksud dari emoticon sang guru, tindakannya yang frontal dan direkam justru membawa petaka.
Tidak Bisa Diberikan Surat Pindah
Muchlis menjelaskan bahwa keduanya dikeluarkan tanpa surat pindah karena baru duduk di kelas X.
"Surat pindah hanya bisa diberikan untuk siswa kelas XI. Karena ini baru seminggu masuk sekolah, kami hanya keluarkan," katanya.
BACA JUGA:Heboh! Puluhan Guru PPPK Blitar Gugat Cerai Suami usai Dilantik, Disdik Ungkap Penyebabnya