Jika Israel benar-benar mengambil alih seluruh Gaza, itu akan menjadi pembalikan kebijakan besar dari keputusan tahun 2005, ketika Israel secara sepihak menarik seluruh tentara dan pemukim Yahudi dari wilayah tersebut.
BACA JUGA:Pesan Salad, Penumpang Muslim Disuguhi Olahan Babi di Singapore Airlines
Namun, sejak Hamas memenangkan pemilu di Gaza pada 2006, banyak pihak di sayap kanan Israel menyalahkan keputusan penarikan tersebut sebagai kesalahan strategis besar.
Hingga kini belum jelas apakah rencana Netanyahu bersifat jangka pendek, hanya untuk menghancurkan kekuatan Hamas dan membebaskan sandera atau merupakan bagian dari agenda jangka panjang untuk kontrol militer penuh atas wilayah Gaza.
Pengamat politik menilai bahwa kebijakan ini berpotensi mengubur harapan akan solusi dua negara dan justru memperpanjang konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Apa Dampaknya bagi Dunia Internasional?
Langkah ini diprediksi akan memicu:
- Kecaman dari PBB dan organisasi HAM internasional
- Penolakan dari negara-negara Timur Tengah dan komunitas Muslim global
- Ketegangan diplomatik antara Israel dan sekutu-sekutu Baratnya, termasuk AS dan Uni Eropa
Sementara itu, jutaan warga Palestina di Gaza menghadapi ketidakpastian lebih besar soal masa depan mereka.