Potongan pernyataan yang beredar dianggap menafikan jerih payah guru yang selama ini masih berjuang dengan keterbatasan kesejahteraan.
Menag Minta Maaf: Tidak Ada Niat Merendahkan
Merespons kegaduhan yang meluas, Nasaruddin akhirnya buka suara dan menyampaikan permintaan maaf.
Dalam keterangan resmi Kemenag, ia menegaskan tidak ada niat sedikit pun untuk merendahkan martabat guru.
BACA JUGA:Disubsidi Negara, Saatnya Guru Ngaji dan Dai Bisa Punya Rumah, Begini Prosedurnya!
"Saya menyadari potongan pernyataan saya menimbulkan tafsir yang kurang tepat dan melukai perasaan sebagian guru. Untuk itu, saya mohon maaf sebesar-besarnya," ujar Nasaruddin, dikutip dari detikNews (3/9/2025).
Menag mengaku dirinya juga seorang guru yang puluhan tahun mengabdi di ruang kelas.
“Puluhan tahun hidup saya, saya abdikan di ruang kelas, mendidik mahasiswa, menulis, dan membimbing. Karena itu, saya sangat memahami bahwa di balik kemuliaan profesi ini, guru tetap manusia yang membutuhkan kesejahteraan yang layak,” lanjutnya.
Karena itu, pemerintah berkomitmen meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru.
Ia menyebut ada 227.147 guru non-PNS di bawah Kemenag yang kini menerima kenaikan tunjangan profesi sebesar Rp 500 ribu.
BACA JUGA:Viral! Gegara Tak Bayar LKS, Pelajar MTs di Kubu Raya Divideokan Guru dan Diancam Turun Kelas
BACA JUGA:Heboh! Puluhan Guru PPPK Blitar Gugat Cerai Suami usai Dilantik, Disdik Ungkap Penyebabnya
Selain itu, sebanyak 52 ribu guru honorer juga sudah diangkat menjadi PPPK.
Nasaruddin menegaskan guru bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan jiwa.
“Tetapi insyaallah pekerjaan yang paling mulia itu memintarkan orang yang bodoh, itu amal jariah. Lebih kuat amal jariahnya ketimbang pedagang membangun masjid,” ucapnya.