Demonstrasi yang berlangsung selama beberapa hari terakhir menunjukkan eskalasi yang signifikan, termasuk insiden tragis yang menimpa Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online.
Pendiri Think Policy, Andhyta Firselly Utami, menyampaikan keprihatinannya terhadap kurangnya narasi yang mempersatukan tuntutan massa.
“Dari demonstrasi pertama hingga malam harinya, Affan Kurniawan dibunuh, sampai beberapa hari setelahnya, semacam tidak ada narasi yang mempersatukan tuntutan massa,” ujar Andhyta melalui sambungan telepon pada Rabu, 3 September 2025.
Respons awal Purbaya terhadap tuntutan 17+8 tampaknya belum mampu meredakan keresahan publik.
Di tengah ekspektasi tinggi terhadap kabinet baru, masyarakat menuntut pendekatan yang lebih empatik dan solutif dari para pemimpin, terutama dalam menghadapi krisis ekonomi dan sosial yang sedang berlangsung.