Menanggapi viralnya video tersebut, BKSDA Bengkulu mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi warga yang beraktivitas di kebun atau area yang berbatasan langsung dengan hutan.
"Saat ini beredar video di media sosial tentang kemunculan harimau sumatra di wilayah Kecamatan Pinang Belapis, Kabupaten Lebong. Warga kami minta untuk mewaspadai kemunculannya," ujar Said Jauhari.
Ia juga menekankan bahwa harimau sumatra bisa saja muncul karena sedang berburu mangsa atau sekadar melintas mengikuti jalur pergerakan satwa mangsa.
BACA JUGA:Serangan Harimau di Lampung Menewaskan 2 Warga, Pihak Berwenang Himbau Warga untuk Semakin Waspada
Meskipun belum ada laporan resmi tambahan dari masyarakat, BKSDA tetap bersikap proaktif dalam melakukan pemantauan dan koordinasi dengan aparat desa.
Langkah Pencegahan dan Perlindungan Satwa Dilindungi
BKSDA Bengkulu memberikan panduan kepada warga yang mungkin bertemu harimau sumatra.
"Jika memang benar terlihat dan masyarakat merasa khawatir, silakan segera lapor ke BKSDA agar satwa tersebut dievakuasi ke tempat lainnya," tegas Said.
Tujuannya adalah menjaga keselamatan warga sekaligus melindungi satwa yang statusnya kini kritis menurut IUCN.
Harimau sumatra merupakan predator puncak yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan.
BACA JUGA:Staf Rumah Dinas Bupati Tak Yakin 2 Rusa yang Mati Karena Diterkam Harimau, Lalu Jejak Hewan Apa?
Populasinya diperkirakan tinggal sekitar 400–600 ekor di alam liar, dan ancaman terhadap kelestariannya terus meningkat akibat perburuan, perdagangan ilegal, serta kerusakan habitat.
Kolaborasi untuk Konservasi
BKSDA Bengkulu mengajak masyarakat, pemerintah daerah, dan mitra konservasi untuk bekerja sama dalam menjaga kelestarian TNKS dan habitat harimau sumatra.
Konflik antara manusia dan satwa liar dapat diminimalisir melalui edukasi, pelaporan cepat, dan pelestarian lingkungan.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan tindakan provokatif jika bertemu harimau, menjaga jarak aman, dan tidak mengganggu habitatnya.