BACAKORAN.CO - Kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, akhirnya mulai menemukan titik terang.
Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut bahwa dugaan utama penyebab keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah kesalahan teknis dalam proses memasak oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa makanan MBG dimasak terlalu dini sehingga tersimpan terlalu lama sebelum sampai ke tangan siswa.
Kondisi inilah yang membuat makanan kehilangan kualitasnya dan berisiko menimbulkan keracunan.
BACA JUGA:Meski Ribuan Anak Keracunan, BGN Ogah Stop Program Makan Bergizi Gratis: “Target Harus Jalan!”
BACA JUGA:Gen Z Dapat Tahu Hambar MBG Hasilnya Jadi Camilan Pedas, Netizen: Kemarin Ada Pisang Dijadiin Bolu
“Keterangan awal menunjukkan SPPG memasak terlalu cepat, sehingga ada jeda waktu yang panjang antara proses masak dan distribusi. Idealnya jarak tersebut tidak lebih dari empat jam,” jelas Dadan saat meninjau posko penanganan keracunan MBG di Cipongkor, Rabu (24/9/2025).
Untuk mencegah kasus serupa, BGN sudah memberikan instruksi agar proses memasak dilakukan mulai pukul 01.30 siang.
Dengan begitu, makanan masih dalam kondisi segar ketika sampai ke siswa.
Menurut Dadan, SPPG lama sudah lebih berpengalaman dalam mengatur ritme produksi dan distribusi makanan.
BACA JUGA:Sentil Program Prabowo! Chef Arnold Bongkar Penyebab MBG Picu Ribuan Siswa Keracunan
BACA JUGA:Ini Alasan Prabowo Wajib Telur Ceplok di Menu MBG, Bukan Didadar!
Namun, SPPG baru sering kali khawatir pesanan tidak selesai tepat waktu sehingga memilih memasak jauh lebih awal.
Sebagai solusi, BGN meminta SPPG baru untuk bertahap dalam mengelola jumlah penerima manfaat.
Misalnya, memulai dari 2 sekolah dulu, lalu meningkat ke 4 sekolah, hingga akhirnya mampu melayani ribuan siswa secara efektif.