“Seluruh biaya pengobatan ditanggung pemerintah,” tegas Dony.
Sebagai langkah awal, operasional dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Ujungjaya dan Tomo dihentikan sementara.
Dony menyebut bahwa evaluasi menyeluruh terhadap program MBG akan dilakukan, termasuk pengumpulan seluruh pengelola SPPG pada Jumat (26/9/2025).
“MBG di Ujungjaya dihentikan sementara. Kami sudah menginstruksikan puskesmas untuk mengecek keamanan, kebersihan, dan higienitas makanan di setiap SPPG,” kata Dony.
Data Korban dan Langkah Pencegahan
BACA JUGA:Ribuan Anak Keracunan, BEM-KM UGM Kritik Pedas Prabowo Program MBG: Pelanggaran HAM!
Data awal mencatat 59 siswa mengalami keracunan, terdiri dari 47 siswa SMK Win Ujungjaya, 9 siswa SMK Rimba Bahari, dan 3 siswa SMKN 1 Tomo.
Namun, jumlah tersebut meningkat menjadi 105 siswa berdasarkan laporan terakhir.
Pemkab Sumedang berkomitmen untuk memperketat pengawasan terhadap seluruh dapur penyedia MBG.
Pemeriksaan rutin terhadap higienitas makanan akan dilakukan oleh puskesmas, guna mencegah insiden serupa di masa mendatang.
“Kami pastikan pelayanan maksimal, obat tersedia, tenaga medis siaga, hingga ambulans standby agar pasien dan keluarganya merasa nyaman,” ujar Dony.
Dampak Terhadap Program Makan Bergizi Gratis
Program MBG yang selama ini bertujuan untuk meningkatkan gizi siswa kini berada di bawah sorotan.
Insiden keracunan ini menjadi titik balik penting bagi Pemkab Sumedang untuk meninjau ulang sistem distribusi dan pengawasan makanan.
Evaluasi menyeluruh terhadap dapur SPPG dan standar kebersihan menjadi prioritas utama.
Pemerintah juga akan mempertimbangkan rekomendasi dari tenaga medis dan ahli gizi sebelum melanjutkan kembali program MBG.