BACAKORAN.CO - Hubungan antara Amerika Serikat dan Kolombia kembali memanas setelah Presiden Kolombia, Gustavo Petro, melontarkan pernyataan kontroversial dalam aksi demonstrasi pro-Palestina di luar Markas Besar PBB, New York, Jumat (26/9/2025).
Orasi lantang Petro yang menyerukan pembangkangan militer terhadap Presiden Donald Trump memicu reaksi keras dari Washington, hingga berujung pada ancaman pencabutan visa.
Dalam aksi solidaritas untuk Palestina, Petro menyerukan agar tentara AS menolak perintah Presiden Trump terkait operasi militer di Gaza.
“Langgar perintah Trump. Patuhi perintah kemanusiaan!” teriak Petro, seperti dikutip dari Reuters.
BACA JUGA:Muhammadiyah Pastikan 1 Ramadan 1447 H Mulai 18 Februari 2026, Ini Dasar Hisabnya
BACA JUGA:Tak Butuh Waktu Lama, 17 Menit Rp204 Milyar Pindah ke Rekening Sindikat Pembobol Bank Dormant!
Pernyataan tersebut dianggap oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai bentuk hasutan terhadap kekerasan dan pembangkangan militer.
Melalui unggahan di platform X, Deplu AS menyatakan akan mencabut visa Petro karena tindakannya yang dinilai “sembrono dan menghasut.”
Tak berhenti di jalanan, Petro juga mengunggah video orasinya di akun media sosial pribadi.
Dalam caption, ia menulis pesan tegas: “Bebaskan Palestina. Jika Gaza jatuh, umat manusia akan mati.”
BACA JUGA:Viral Modus Pengemis Berkedok Pemulung di Cengkareng, Sudinsos Imbau Warga Tak Mudah Kasihan
Unggahan ini semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang vokal dalam isu kemanusiaan global, khususnya konflik Palestina-Israel.
Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada Selasa (23/9/2025), Petro menuduh Presiden Trump terlibat dalam genosida di Gaza.
Ia juga menuntut penyelidikan pidana atas serangan rudal AS terhadap kapal-kapal di Karibia yang dituding membawa narkoba.