Ia menjelaskan, berdasarkan evaluasi internal, sekitar 80 persen penyebab kasus keracunan terjadi karena mitra penyedia makanan tidak menjalankan standard operating procedure (SOP).
Menurut Nanik, evaluasi menyeluruh akan dilakukan.
Semua dapur MBG yang terbukti melanggar SOP akan ditutup, tanpa memandang siapa pemiliknya.
“Mau punyanya jenderal, mau punyanya siapa, kalau melanggar, akan saya tutup. Saya enggak peduli. Karena ini nyangkut nyawa manusia,” ujarnya menegaskan.
BACA JUGA:Meski Ribuan Anak Keracunan, BGN Ogah Stop Program Makan Bergizi Gratis: “Target Harus Jalan!”
Dalam kesempatan yang sama, Nanik juga menyampaikan adanya praktik yang tidak sehat di balik pelaksanaan program MBG.
Ia mengungkap bahwa ada politikus yang mencoba meminta jatah dapur MBG kepadanya.
Permintaan tersebut ditolaknya dengan tegas.
“'Mba, nyenyenyenye'. Saya jawab, ‘kamu politikus bukannya bantu saya bagaimana mengkomunikasikan soal keracunan, malah minta dapur'. Saya langsung block, block, block. Enak aja lu ngurusin dapur,” kata Nanik, dikutip dari Kompas.com.
Ia menegaskan, program MBG seharusnya murni ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang kurang mampu, bukan untuk kepentingan politik.
BACA JUGA:Ditelepon Presiden Prabowo Soal Food Tray MBG Mengandung Babi, Bos BGN Jelaskan Begini!
BACA JUGA:Bikin Mual! Belatung Merayap di Telur Menu Makan Bergizi Gratis di Sorong, BGN Ambil Langkah Ini!
“Serius saya, jangan main-main sama urusan kesehatan anak. Ini kan program, kasihan banyak anak-anak enggak bisa makan, kita mau kasih makan kok rebutan,” ucapnya.
Kasus keracunan akibat menu MBG tercatat sudah meluas ke sejumlah daerah.
Data menunjukkan ratusan hingga ribuan siswa mengalami gejala mulai dari diare, mual, muntah, hingga sesak napas.