UAH menjelaskan bahwa dahulu masyarakat harus pergi ke pasar dengan kendaraan umum atau ojek untuk berbelanja.
Namun kini, cukup dengan satu klik di ponsel, barang sudah bisa sampai di depan rumah.
"Dulu, kalau mau berbelanja harus pergi ke pasar, naik angkot, atau ojek. Sekarang cukup klik di handphone, barang sudah sampai di depan rumah," kata UAH.
Fenomena ini, menurut UAH, bukan hanya soal kemudahan teknologi, tetapi juga membawa dampak sosial yang signifikan.
Ia mengingatkan bahwa ketika dua tanda ini sudah terjadi, akan muncul berbagai problem sosial seperti kebohongan, manipulasi, fitnah, dan hoaks.
"Masyarakat akan semakin rentan terhadap tipu menipu. Manipulasi semakin banyak, hoaks makin merajalela, fitnah pun merata di berbagai aspek kehidupan," paparnya.
Solusi: Perkuat Sholat dan Dzikir
BACA JUGA:10 Cara Ngecas Iman di Akhir Zaman Ala Ustaz Hanan Attaki, Dijamin Makin Sholeh Kece!
Menghadapi tantangan akhir zaman, UAH menekankan pentingnya menjaga dua amalan utama: sholat dan dzikir.
Ia menyebut sholat sebagai tiang agama dan penjaga utama dalam menghadapi situasi yang penuh fitnah.
"Jangan sampai meninggalkan sholat, apapun kondisinya. Karena sholat adalah penjaga utama dalam menghadapi situasi yang penuh fitnah," ujarnya.
Selain itu, dzikir terutama yang mengingat kematian, dinilai mampu menjaga ketenangan hati dan memperkuat iman di tengah berbagai ujian kehidupan.
"Mohon upayakan selalu ingat dzikir untuk wafat. Karena dengan mengingat kematian, kita akan lebih siap menghadapi kenyataan hidup," tegasnya.
Waspada Terhadap Informasi di Era Digital
UAH juga mengingatkan umat Islam untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, terutama di media sosial.
Ia menekankan pentingnya menyaring informasi sebelum membagikannya agar tidak terjebak dalam penyebaran fitnah.
"Saring sebelum sharing. Jangan mudah percaya pada berita yang tidak jelas sumbernya. Karena bisa jadi itu adalah bagian dari fitnah akhir zaman," tutur UAH.