Dinas Kesehatan Bandung Barat melaporkan, hingga Jumat (17/10/2025), masih ada 9 siswa yang menjalani perawatan di RS Dustira, bahkan tiga di antaranya sempat kembali dirawat setelah sebelumnya dipulangkan.
BACA JUGA:Menkeu Geram, Dapat Aduan Pegawai Bea Cukai Asik Nongkrong di Starbucks, Purbaya: Saya Pecat!
Meski indikasi awal mengarah pada kontaminasi bahan pangan, penyebab pasti dari insiden ini masih menunggu hasil uji laboratorium dari BPOM Bandung Barat.
BGN menegaskan bahwa penutupan dua dapur tersebut bersifat sementara, sampai seluruh proses investigasi dan evaluasi selesai dilakukan.
“Langkah ini bagian dari evaluasi besar agar kejadian seperti ini tidak terulang. Kami pastikan seluruh dapur MBG wajib mematuhi Standar Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) sebelum beroperasi kembali,” tegas Nanik.
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, turut menyesalkan kejadian ini.
Ia menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya memiliki tujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak sekolah, namun harus dijalankan dengan pengawasan ketat dan standar keamanan pangan tinggi.
“Programnya bagus, tapi harus dieksekusi dengan benar. Jangan sampai niat baik pemerintah justru membahayakan anak-anak kita,” ujar Jeje.
Hingga kini, BGN bersama BPOM dan Dinas Kesehatan Bandung Barat masih melakukan investigasi menyeluruh terhadap dua dapur yang ditutup.
Kedua SPPG tersebut wajib melakukan perbaikan total sistem kebersihan dan distribusi makanan sebelum bisa kembali beroperasi.
BACA JUGA:Pelaku Pungli Sopir Truk yang Viral Tak Ditahan, Hanya Buat Pernyataan Tak Ulangi Perbuatan
BACA JUGA:Geger! KPK Bongkar Tambang Emas Ilegal Dekat Kawasan Wisata Mandalika, Produksinya Fantastis!
Kasus keracunan massal di Bandung Barat menjadi peringatan serius bagi seluruh pengelola dapur MBG di Indonesia.