BACAKORAN.CO - Kasus pembunuhan Brigadir Esco kembali menyeruak setelah pengungkapan keterlibatan ayah dan ibu Briptu Rizka dalam tindak kejahatan tersebut.
Tersangka utama Briptu Rizka Sintiyani, awalnya bersikukuh menyangkal, tetapi penyidik Polres Lombok Barat menemukan fakta bahwa ia tidak bekerja sendiri.
Kecurigaan bahwa motif pembunuhan Brigadir Esco dipicu oleh konflik internal rumah tangga dengan latar ekonomi makin kuat.
Menurut Wakapolres Lombok Barat, Kompol I Kadek Metria, cekcok antara korban dan tersangka berawal 19 Agustus 2025 akibat masalah ekonomi.
BACA JUGA:Update, Kasus Kematian Brigadir Esco Polisi Telah Tetapkan 4 Orang Tersangka!
Ketika pertengkaran memuncak, Briptu Rizka melakukan pemukulan di bagian kepala belakang Brigadir Esco, yang kemudian diperparah dengan tusukan oleh benda tajam gunting yang kini sudah disita penyidik.
Korban diduga tewas akibat kombinasi luka benda tumpul dan tusukan benda tajam setelah sebelumnya dipukul berulang.
Keterlibatan Keluarga: Ayah, Ibu dan Adik
Penyelidikan mengungkap bahwa keterlibatan ayah dan ibu Briptu Rizka tidak hanya sebatas menyembunyikan fakta.
Ayahnya yaitu Amaq Saiun (50 tahun), adalah orang yang pertama kali menemukan jasad Brigadir Esco di pekarangan rumahnya di Desa Lembang Dalem, Kecamatan Lembar, NTB.
Awalnya Saiun mengaku bahwa saat mencari ayam peliharaannya, ia kebetulan menemukan jasad menantunya.
“Awalnya saya nyari ayam … saya penasaran firasat saya mungkin ada bangkai … dan saya temukan," Ungkapnya.
Dia kemudian melaporkan ke kepala dusun dan diteruskan ke polisi. Dalam pengakuannya, Saiun sempat berpikir kematian menantunya adalah bunuh diri.
“korban ini baik, ndak ada musuhnya di sini … kami di keluarga ini tidak percaya kalau dia meninggal bunuh diri," tambahnya.
BACA JUGA:Mulai Kapan AS ke Luar dari Anggota UNESCO? Trump Kasih Bocorannya!