Kedua korban berhasil diselamatkan setelah warga setempat bersama petugas kepolisian dan BPBD Aceh Barat melakukan proses evakuasi selama hampir satu jam.
Ledakan tersebut menyebabkan sebagian atap pabrik ambruk, dinding retak, serta merusak sejumlah peralatan produksi es kristal seperti mesin pendingin, tabung freon, dan pipa penyalur air.
Pemilik usaha, Khaidar (54), baru mengetahui kejadian itu setelah mendapat laporan warga yang mendengar suara ledakan keras.
Saat tiba di lokasi, ia mendapati tempat usahanya porak-poranda, berantakan, dan masih mengeluarkan asap tipis dari area mesin pendingin.
“Dugaan sementara, sumber ledakan berasal dari sistem pendingin atau tabung freon. Namun untuk memastikan penyebab pastinya, kami masih menunggu hasil penyelidikan lanjutan,” jelas Yhogi.
Menurut keterangan Kapolres, tim Inafis dan Polsek Johan Pahlawan sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, dugaan kuat mengarah pada kebocoran gas bertekanan tinggi di tabung freon yang kemudian memicu ledakan.
Polisi juga memasang garis pengaman di sekitar lokasi untuk menghindari risiko bahaya lanjutan seperti potensi ledakan susulan atau korsleting listrik akibat kabel yang rusak.
Selain aparat kepolisian, petugas BPBD Aceh Barat turut dikerahkan untuk membantu proses evakuasi dan pengamanan lokasi.
Mereka memeriksa sisa instalasi gas dan sistem listrik guna memastikan tidak ada lagi sumber api yang bisa menimbulkan bahaya.
Plt Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah, membenarkan adanya dua korban luka dalam peristiwa tersebut dan memastikan keduanya sudah mendapatkan perawatan medis yang memadai.
“Dua orang korban dirawat di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh,” kata Teuku Ronal kepada ANTARA di Meulaboh.