BACAKORAN.CO - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menegaskan akan mengintensifkan operasi pencarian dan evakuasi korban bencana banjir serta tanah longsor yang melanda wilayah Sumatra Utara, khususnya di Kota Sibolga dan kawasan Tapanuli Raya.
Langkah ini diambil seiring dengan semakin meluasnya daerah terdampak bencana serta meningkatnya jumlah laporan warga yang dinyatakan hilang.
Situasi darurat yang terjadi sejak beberapa hari terakhir membuat Basarnas bersama tim gabungan harus bekerja ekstra, mengerahkan seluruh sumber daya yang ada demi menyelamatkan sebanyak mungkin korban.
Kepala Kantor SAR Nias, Putu Arga Sudjarwadi, menyampaikan bahwa tim SAR gabungan telah disebar ke berbagai titik prioritas yang dianggap paling rawan dan membutuhkan penanganan segera.
BACA JUGA:Ngeri, 27 Orang Tewas saat Kebakaran Apartemen di Hongkong, 279 Lainnya Dinyatakan Hilang
BACA JUGA:Gegara Dendam, Pria Bakar 30 Kios Milik Kakak Ipar di Pasar Karmia Jaya Bengkulu
Menurutnya, tim yang terdiri dari berbagai unsur telah bersiaga penuh selama 24 jam di lokasi terdampak.
“Sudah disebar di beberapa titik pada hari kedua operasi SAR digelar,” ujar Putu.
Hal ini menunjukkan keseriusan Basarnas dalam memastikan tidak ada wilayah terdampak yang luput dari perhatian.
Operasi pencarian ini melibatkan personel dari Pos SAR Sibolga, TNI, Polri, BPBD, Polairud, serta sejumlah relawan lokal yang turut serta memberikan bantuan.
BACA JUGA:Kasus Narkoba Menjerat, Keluarga Ammar Zoni Datangi LPSK untuk Ajukan Justice Collaborator!
BACA JUGA:Fakta Baru Terungkap, Pengacara Ungkap Ada 4 Sidik Jari di Lakban yang Dililitkan!
Putu menegaskan bahwa seluruh personel telah dilengkapi dengan peralatan memadai, mulai dari armada transportasi, perlengkapan medis, alat komunikasi, hingga drone thermal yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan korban di lokasi sulit dijangkau.
Meski demikian, operasi di lapangan tidak berjalan mulus. Sejumlah kendala besar masih menghadang, seperti akses jalan utama yang terputus akibat longsor, gelombang laut yang tinggi, padamnya aliran listrik, serta gangguan jaringan telekomunikasi.
Kondisi ini membuat proses pencarian dan evakuasi harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian.