BSI Masih Tunggu Arahan OJK soal Hapus Buku KUR Petani Terdampak Bencana di Aceh dan Sumatera

Rabu 10 Dec 2025 - 16:39 WIB
Reporter : Melly
Editor : Melly

BACAKORAN.CO - Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama ini menjadi andalan para petani dan pelaku UMKM untuk menjaga keberlangsungan usaha.

Namun, bencana alam yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat membuat banyak petani mengalami kesulitan serius dalam memenuhi kewajiban kredit.

Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah berencana melakukan hapus buku KUR petani terdampak bencana, dengan tetap menunggu skema resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Salah satu bank penyalur KUR, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), mengonfirmasi bahwa proses penghapusbukuan belum dapat langsung diterapkan.

BACA JUGA:Cek Estimasi Cicilan KUR BCA 2025 Plafon Rp100 Juta, Ini Cara Ajukan dan Tabel Angsurannya!

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menyebut pihaknya masih berkoordinasi intensif dengan OJK untuk mendata dan memverifikasi kondisi para nasabah penerima KUR yang terdampak bencana alam.

Menurut Anggoro, langkah utama yang tengah dilakukan saat ini adalah pendataan menyeluruh.

BSI bersama pemerintah daerah dan otoritas terkait berupaya memetakan seberapa besar dampak bencana terhadap usaha petani, mulai dari yang terdampak ringan hingga mengalami kerusakan parah.

Pendataan tersebut menjadi krusial karena tidak semua nasabah memiliki kondisi yang sama.

BACA JUGA:Tabel Angsuran KUR BSI 2025 Rp30–Rp50 Juta, Cicilan Mulai Rp500 Ribuan, Cek Syarat & Cara Pengajuannya Disini

Ada petani yang masih mampu bangkit dengan dukungan restrukturisasi kredit, namun ada pula yang benar-benar tidak dapat melanjutkan usaha akibat kerusakan lahan dan fasilitas produksi.

Hasil pendataan inilah yang nantinya akan menjadi dasar apakah KUR petani tersebut masuk kategori restrukturisasi, penundaan kewajiban, atau hapus buku kredit.

BSI tidak menutup mata terhadap potensi kenaikan non-performing loan (NPL) atau kredit macet akibat bencana.

Anggoro mengakui bahwa kondisi ini hampir pasti berdampak terhadap rasio pembiayaan bermasalah, terutama di Aceh yang merupakan salah satu wilayah dengan dominasi bisnis BSI.

BACA JUGA:Purbaya Tunda Cukai Minuman Manis yang Diusulkan Sri Mulyani

Kategori :