BACAKORAN.CO - Situasi keamanan di Timur Tengah kembali memanas setelah dua tentara Amerika Serikat (AS) dan seorang penerjemah sipil tewas dalam serangan bersenjata di Suriah.
Insiden mematikan ini langsung memicu reaksi keras dari Presiden AS Donald Trump, yang menegaskan bahwa Washington tidak akan tinggal diam dan siap melakukan pembalasan serius terhadap pelaku serangan.
Serangan tersebut terjadi pada Sabtu, 13 Desember 2025, di salah satu wilayah operasi pasukan AS di Suriah.
Selain tiga korban tewas, tiga personel lainnya dilaporkan mengalami luka-luka dan saat ini tengah mendapatkan perawatan medis intensif.
BACA JUGA:Infinix Hot 60 Pro+ Kelebihan & Kekurangan! HP Tertipis Dunia di Harga 2 Jutaan Paling Worth It
Komando Pusat Amerika Serikat (US Central Command) bersama Departemen Pertahanan AS mengonfirmasi bahwa serangan tersebut dilakukan oleh penembak yang berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.
Meski hingga kini ISIS belum secara terbuka mengklaim bertanggung jawab, pola serangan dan hasil penyelidikan awal mengarah kuat pada kelompok ekstremis tersebut.
Serangan ini kembali menyoroti fakta bahwa meski ISIS telah kehilangan banyak wilayah kekuasaannya, kelompok tersebut masih memiliki jaringan aktif dan kemampuan untuk melancarkan aksi mematikan terhadap target internasional.
Presiden Donald Trump secara langsung menyampaikan sikap tegasnya kepada wartawan di Gedung Putih.
BACA JUGA:Belum Tuntas Banjir & Longsor, Tanah Bergerak Kembali Hancurkan Rumah Warga Tapanuli Selatan
Ia menyebut insiden tersebut sebagai serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat dan berjanji akan memberikan respons yang setimpal.
“Kami akan membalas,” ujar Trump singkat namun tegas.
Trump juga menyampaikan duka mendalam atas gugurnya para korban yang ia sebut sebagai “patriot Amerika yang hebat.”
Ia turut mendoakan tiga personel yang terluka dan menyatakan kondisi mereka relatif stabil.