Starbucks Terpuruk akibat Boikot: Gerai Sepi, Penjualan Seret, Terpaksa PHK Karyawan!

Aksi boikot produk terafiliasi Israel mengganggu kinerja bisnis Starbucks, sepinya gerai membuat penjualan merosot. PHK karyawan jadi opsi efisiensi dan optimalkan usaha.--istimewa
Starbucks pun menunda proyeksi keuangan untuk tahun fiskal 2025, dan akan merinci rencana pemutusan hubungan kerja pada awal Maret 2025.
Transformasi Gerai di AS
BACA JUGA:Waspada! Inilah Produk-produk Pro Israel yang Harus Kamu Boikot Selain Starbucks!
Sebagai bagian dari strategi perubahan, Starbucks berencana merombak gerai-gerainya di Amerika Serikat.
Perubahan tersebut mencakup penambahan tempat duduk yang lebih nyaman, penyediaan mug keramik, serta bar bumbu kopi yang dirancang agar waktu tunggu pelanggan tidak lebih dari empat menit.
Langkah ini diharapkan dapat menarik kembali pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih baik saat menikmati kopi di gerai Starbucks.
Pensiunnya Sosok Kunci Starbucks
BACA JUGA:Diserbu Akunnya Gegara Pamer Minum Starbucks di Mekah, Anak Zulhas Malah Tantang Netizen!
BACA JUGA:Jangan Kendor! Boikot Berhasil, Starbucks PHK 2000 Karyawan
Di tengah guncangan ini, Starbucks juga akan kehilangan salah satu tokoh pentingnya.
Mellody Hobson, Direktur Independen Utama di dewan direksi, mengumumkan rencananya untuk pensiun setelah hampir dua dekade mengabdi di perusahaan tersebut.
Meski situasi sedang sulit, Starbucks tetap optimis langkah-langkah ini dapat membantu mereka bertahan dan kembali menjadi pemimpin pasar di industri kopi global.