2 Polisi NTB dan 1 Perempuan Jadi Tersangka Kasus Kematian Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan

2 polisi dan 1 perempuan ditetapkan sebagai tersangka atas kematian Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan/Kolase Bacakoran.co--SnackVideo @kjrtayang
BACAKORAN.CO - Kasus kematian tragis Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Propam Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), di sebuah vila privat di Gili Trawangan, Lombok Utara, kini memasuki babak baru.
Pihak kepolisian resmi menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini yakni 2 anggota polisi, Kompol I Made Yogi Purusa dan Ipda Haris Chandra, serta seorang perempuan berinisial M.
Dikutip dari unggahan X @Heraloebss, peristiwa ini terjadi pada Rabu malam, 16 April 2025, ketika Brigadir Nurhadi ditemukan tidak bernyawa di kolam renang vila tempat ia menginap bersama kedua atasannya.
Namun, yang menjadi sorotan ialah kedalaman kolam yang hanya sekitar 1,2 meter, dinilai terlalu dangkal untuk menyebabkan tenggelamnya korban yang memiliki tinggi lebih dari 1,6 meter.
BACA JUGA:Polisi Bongkar Peredaran Susu Indomilk Kedaluwarsa Berlabel Palsu, Ancam Kesehatan Anak!
BACA JUGA:Tragedi di Karimun! Bocah 2 Tahun Meninggal Akibat Penganiayaan, Polisi Usut Kasusnya
Tanda-tanda Kekerasan dan Dugaan Penganiayaan
Awalnya, keluarga korban menerima kematian tersebut sebagai musibah dan menolak autopsi.
Namun, sejumlah kejanggalan pada jenazah Brigadir Nurhadi, terutama adanya bekas luka dan dugaan tindak kekerasan, memicu kecurigaan.
Akhirnya, pada Kamis (1/5/2025), Polda NTB melakukan proses ekshumasi dan autopsi ulang untuk menyelidiki penyebab kematian yang sebenarnya.
"Ada tanda-tanda kekerasan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, Rabu (18/6/2025) dilansir Bacakoran.co dari DetikBali.
BACA JUGA:Tawuran Berdarah di Cikarang, 4 Pelaku Ditangkap Polisi dan 12 Sajam Disita
BACA JUGA:Terbongkar! Pasutri Penipu Travel Rohani Diciduk Polisi, Korban Rugi Miliaran
Berdasarkan hasil ekshumasi, ditemukan bukti kuat adanya kekerasan yang menyebabkan meninggalnya anggota Bidpropam itu.
Hasil tersebut memperkuat dugaan bahwa kematian Brigadir Nurhadi bukan disebabkan kecelakaan biasa, melainkan akibat penganiayaan berat yang kini menjadi fokus penyidikan.