bacakoran.co -- pelaksana tugas (plt) kepala , kabupaten ogan komering ilir (oki), sumatera selatan, shopia bamawati mengaku bersyukur dengan jumlah siswa baru di sekolahnya tahun 2025/2026 ini.
sebab kata dia, jika tahun 2024 lalu proses (sdn) 11 kayuagung hanya terdaftar 2 siswa baru, maka pada spmb tahun 2025/2026 ini ada peningkatan.
pada spmb tahun 2025, di sekolahnya terdaftar baru."walaupun sedikit, alhamdulillah kami masih bersyukur,"jelasnya seperti dikutip dari sumateraekspres.co.id, selasa 15 juli 2025.
dijelaskan shopia, saat ini total siswa di sdn 11 kayuagung dari kelas i hingga kelas vi hanya 28 siswa.
rinciannya, kelas i ada 4 siswa, kelas ii sebanyak 4 siswa , kelas iii ada 2 siwa, kelas iv ada 5 siswa, kelas v ada 5 siswa dan kelas vi ada 3 siswa. "tahun 2025 ini, kami meluluskan 3 siswa karena jumlahnya hanya 3 orang siswa,"urainya.
dengan kondisi yang sudah terjdi bertahun-tahun tersebut, shopia sangat berharap agar dinas pendidikan oki khususnya kabid sd diknas agar turun ke lapangan, datang ke sekolahnya untuk melihat langsung kondisi yang ada.
dia juga berharap dinas pendidikan oki melakukan evaluasi zonasi, sehingga ada penyebaran siswa sekolah dasar di wilayah tersebut.
"saat ini banyak orang tua siswa yang memilih sekolah kompleks yang menjadi sekolah favorit, padahal sekolah kami lebih dekat dengan pemukiman warga,"terangnya.
shopia juga menduga ada praktik manipulasi domisili atau tempat tinggal oleh sebagian wali murid yang ingin anaknya bisa bersekolah di sekoah favorit yaitu dengan mengganti ganti kartu keluarga (kk).
"kami sudah melakukan berbagai inovasi dan sosialisasi sejak jauh hari agar saat spmb banyak siswa yang mendaftar di sekolah kami, namun belum membuahkan hasil maksimal,"katanya.
dia menuturkan, di wilayah yang berdekatan dengan sekolahnya juga terdapat beberapa sekolah dasar, yaitu sdn 1, sdn 17, sdn 3, sdn 9 dan sdn 4. hal ini juga menurutnya yang mempengaruhi sedikitnya siswa baru yang mendaftar di sdn 11 kayuagung.
sebelumnya, kepala diknas oki, m refly menjelaskan, sekolah negeri tidak bisa menambah rombel. ini dilakukan agar penerimaan siswa baru bisa menyebar.
"nanti akan dilakukan evaluasi lagi kenapa masih ada sekolah negeri yang sedikit mendapatkan siswa,"katanya.